Wonogiri – Kapolres Wonogiri, AKBP Robertho Pardede memberikan pembinaan dan pembekalan kepada Pengurus Kerohanian Islam (Rohis) SMA/SMK di Wilayah Wonogiri, Rabu siang (18/04) di Aula Kankemenag Wonogiri, yang di ikuti 50 Pengurus Rohis SMA/SMK di Wilayah Wonogiri serta di dampingi guru agama.
Kegiatan tersebut di kemas dalam acara pembinaan Rohis (Kerohanian Islam) dengan bertujuan meningkatkan rasa nasionalisme, pencegahan dan penanggulangan penyebaran paham radikalisme, hoax dan hate speech di kabupaten Wonogiri.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain, Ka. Kankemenag Wonogiri, H. Subadi beserta jajaran, Dosen IAIN Walisongo Muh Julijanto, Kasat Intelkam Polres Wonogiri dan jajaran serta guru Agama di wilayah Wonogiri.
Menurut Kapolres Seiring berkembang pesatnya teknologi di era digitalisasi yang berdampak semakin pesatnya pengguna media sosial (warganet) baik dari kalangan anak sekolah, pegawai maupun orang tua sering memanfaatkan media sosial untuk mendapatkan informasi maupun berita yang di sebar melalui berbagai aplikasi media mainstream maupun online tanpa disadari adanya beberapa pihak memanfaatkannya untuk menyebarkan informasi yang mengandung konten negatif dan berita hoax. Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan akan membahayakan seluruh elemen masyarakat.
Sedangkan untuk mencegah berkembangnya faham radikalisme di kalangan generasi muda utamanya anak sekolah, perlu adanya pemahaman wawasan kebangsaan, penanaman nilai nasionalisme dan menghindari pemahaman agama secara eklusif.
Ada empat hal yang menjadi ciri dari paham radikalisme adalah intoleran, fanatik, eksklusif, dan revolusioner. Untuk itu pemahaman radikalisme perlu disosialisasikan kepada masyarakat tidak mudah larut ikut-ikutan mengikuti paham yang menyesatkan dan tetap bersikukuh dengan ideologi Pancasila sebagai upaya untuk tetap menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kapolres mengingatkan bahwa kondisi Indonesia yang multi etnis, multi agama, multi budaya, Indonesia membutuhkan calon pemimpin yang mengayomi semua tanpa melihat asal-usul, suku bangsa dan agama.
“Jadilah generasi muda yang rajin belajar, tekun beribadah sebagai benteng pengendali dari perbuatan yang tidak baik, generasi muda yang memiliki pandangan keagamaan yang inklusif dan toleran, bentengi dan jangan sebarkan berita hoax dan hindari hate speech,” tegas Kapolres.
Sedangkan Ka. Kankemenag Wonogiri, Subadi berharap organisasi Rohis (kerohanian Islam) siswa siswi SMA/SMK itu benar-benar mampu menjadi wadah peserta didik untuk menciptakan generasi muda yang memiliki pandangan keagamaan yang inklusif dan toleran.
Subadi berharap eksistensi Rohis (kerohanian Islam) di Wonogiri semakin di tingkatkan khususnya dalam ikut mencetak generasi yang sholeh dan sholehah. (Mursyid_heri)