Batang- Pondok Modern Tazakka kembali menggelar Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy yang dimulai pada Minggu pagi, (1/08), namun karena masih dalam suasana pandemi dan PPKM Darurat, maka Apel Tahunan kali ini digelar secara tertutup dan bersifat internal saja, kegiatan itu diikuti oleh santri dan guru yang tinggal di dalam, karena pondok sejak awal Pandemi menjalankan lock down.
Apel Tahunan dalam rangka Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy merupakan agenda tahunan yang wajib diikuti oleh seluruh santri dan guru, sebagai ajang pengenalan dan pemantapan tentang materi-materi kepondok modernan kepada seluruh santri dan guru. Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Pimpinan dan Pengasuh Pondok KH. Anang Rikza Masyhadi.
Mengawali Upacara dia membaca doa untuk para syuhada pahlawan kemerdekaan dan para ulama pejuang dan pendidik umat. Kemudian, membacakan teks Pancasila berisi lima sila lengkap yang diikuti oleh seluruh hadirin. Dalam amanatnya KH. Anang Rikza Masyhadi, menyampaikan pentingnya mengikuti apel tahunan ini. Menurutnya, Apel Tahunan dan Khutbatul Arsy ini diadakan supaya semuanya mengerti tentang pesantren, terutama tentang kepondokmodernan.
” Santri yang tidak mengerti kepondokmodernan dengan baik dan tidak memahami hakekat kesantriannya di sini, maka ibarat seperti orang puasa yang tidak memahami hakekat puasa, maka ia hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga saja,” tegasnya.
Dia menyontohkan banyak manusia yang tidak mau mengerti bahwa dirinya adalah manusia, sehingga ia menjadi seperti Tuhan, atau menuhankan dirinya sendiri. Contohnya: Firaun.
” Banyak pemimpin yang tidak mengerti hakekat kepemimpinannya, apakah sebagai amanah atau sebagai kekuasaan, melayani atau menguasai, Padahal, kaidahnya jelas bahwa pemimpin itu harus mendasarkan kepemimpinannya pada kemaslahatan yang dipimpinnya (manuutun bil maslahah),” tegasnya.
Kiai Anang juga menyinggung bahwa sekarang ini, banyak pemimpin yang telah melenceng menjadi ‘manuutun bil partai’, ‘manuutun bil fulus’, manuutun bil kursi’ dan sebagainya. Maka, dia meminta seluruh santri dan guru untuk terus belajar mengerti segala sesuatu.
” Gunakanlah nalar, hati, mata dan telingamu untuk mengerti semua ini, jangan sampai menjadi orang yang lalai, punya hati tidak mau memahami, punya mata tidak mau melihat, punya telinga tidak mau mendengar,” tandasnya.
Apel Tahunan menyajikan berbagai penampilan yang menggambarkan semua kegiatan yang ada di pondok. Diawali dengan parade aneka ria nusantara yang menampilkan berbagai tari-tarian nusantara yang diperankan sendiri oleh para santri Tazakka dari sabang hingga merauke.
” Inilah pendidikan keindonesiaan ala pesantren, sekaligus meneguhkan semangat persatuan dan kesatuan dalam Bhineka Tunggal Ika,” ujar KH. Anizar Masyhadi, Pimpinan Pondok.
Disusul kemudian dengan penampilan dari grup marching band Alunan Nada Tazakka yang memukau para hadirin, yang membawakan lagu-lagu yang diarransemen ulang oleh para santri Pondok Modern Tazakka. Penampilan grup Persataz, yaitu Persatuan Senam Tazakka tak kalah memukau. Melalui berbagai atraksi gymnastiknya yang akrobatik, hadirin dibuat berdecak kagum.
” Penampilan-penampilannya menegangkan, tapi nyaris sempurna dalam performance, sehingga mendapat applaus panjang dari hadirin seluruhnya,” kata KH. Oyong Shufyan, ( Direktur KMI)
Berikutnya, penampilan Perbetaz, yaitu Persatuan Beladiri Tazakka pun tak kalah serunya. Berbagai jurus dan uji kemampuan yang diperankan oleh para pendekar santri itu, mendapat apresiasi dari hadirin. Disusul dengan demo tabloid olah raga, yang memperagakan aneka cabang olahraga yang ada di Pondok Modern Tazakka. Mulai dari futsal, sepakbola, bulu tangkis, bola takraw, voli, basket, tenis meja, hingga ke olah raga renang dan memanah.
Usai penampilan-penampilan itu, adalah parade barisan. Dimulai dari barisan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang merupakan inventaris pondok. “Semua kendaraan itu hampir semuanya adalah wakaf” kata Ustadz Subhi Mahmassani, M.E, Direktur Wakaf Tazakka. Lalu, barisan-barisan tiap konsulat, mulai dari konsulat Medan, Riau, Sumatera Selatan, Palembang, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Depok, Karawang, Bekasi, Bandung, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Surabaya, Bali, Sulawesi Selatan, Maluku, dan lain-lainnya hingga Konsulat Luar Negeri. Termasuk barisan guru dan siswa akhir KMI.
Selanjutnya KH. Anang Rikza Masyhadi, berpesan kepada para santri agar jangan berkecil hati menjadi santri, karena santri akan menjadi pemimpin di masa depan.
“Kalianlah, wahai para santri yang mengerti agama dengan baik, kalian yang akan mendidik lurah hingga presiden, mendidik para saudagar mendidik para jenderal, mendidik dokter, mendidik para politikus, mendidik para lawyer, dan lain-lainnya,” ujar Kiai Anang.
Dia juga berpesan agar belajar agama di pondok jangan berkecil hati. Semua orang pada akhirnya akan bertumpu pada santri. Dia mengutip Surat Ali Imran ayat 139 (Dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi derajatnya, jika kamu orang beriman)
“Kelak, saya berharap dan berdoa, kalian semua menjadi khoirunnaas anfa’uhum linnaas, Menjadi pemimpin umat dan pemimpin bangsa yang bermanfaat,” pesannya kepada para santri.
Apel Tahunan kali ini mengambil tema, Tazakka Membangun Sumber Daya Manusia Unggul dan Berakhakul Karimah untuk Masa Depan Bangsa. Usai pagelaran Apel Tahunan ini, akan disusul dengan serangkaian kuliah umum Khutbatul Arsy selama 3 hari ke depan. Dan ditutup dengan ujian untuk materi kepondokmodernan. (@sis,pontren/Zy)