Cilacap- Balai Diklat Keagamaan Semarang bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap menyelenggarakan Pelatihan Publikasi Ilmiah Bagi Guru Madrasah di Kabupaten Cilacap. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Semarang ini bertempat di Aula MAN 1 Cilacap, Senin, (13/9).
Kasubbag Tata Usaha Kankemenag Kabupaten Cilacap, Aziz Muslim yang hadir mewakili Kepala Kankemenag Cilacap menyampaikan kegembiraan dan apresiasi atas terselengaranya kegiatan ini.
Menurut Aziz Muslim saat ini geliat menulis dikalangan guru madrasah terus menguat, hal ini dibuktikannya lahirnya GUMALIS ( Guru Madrasah Menulis ) yang telah banyak menerbitkan buku dan yang terbaru adalah dilaunchingnya Jurnal Pakerti oleh Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Kabupaten Cilacap.
“ Alhamdulillah semangat menulis guru madrasah di Kabupaten Cilacap luar biasa, dan semoga adanya kegiatan ini semakin melejitkan potensi yang ada.” Ujar Aziz Muslim.
Ditambahkannya bahwa diera penyederhanaan jabatan struktural menjadi Jabatan Fungsional maka kesempatan menulis publikasi ilmiah sangat bermanfaat untuk pengmbangan karir.
“ Era JFT publikasi ilmiah menjadi penting dan harus diekspose namun tentu harus ditulis sesuai kaidah ilmiah.” Tambah Aziz Muslim.
Kepala Balai Diklat Keagamaan Semarang, Ansori ketika membuka kegiatan menyampaikan ketika kita suka menulis pasti akan diimbangi suka membaca. Namun fakta yang ada sebagaimana dimaklumi bahwa bangsa kita memiliki budaya literasi atau membaca dan menulis yang sangat rendah. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, budaya literasi masyarakat indonesia kalah jauh dengan negara lain di dunia.
“ Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya literasi, misalnya akses terhadap buku yang belum merata, mindset yang tidak menempatkan buku sebagai kebutuhan prioritas, kurang dipahami pentingnya literasi dan budaya menonton yang lebih dominan.” Ujar Ansori.
Ditegaskan Ansori bahwa mengikuti diklat bukan sekedar mengikuti jam pembelajaran, tetapi harus memunculkan multi level efek publikasi ilmiah dengan konten segar dan inspiratif.
‘ Publikasi ilmiah bukan mengikuti jam pembelajaran karena sekedar pengembangan profesi, tetapi bagaimana gagasan kita bisa mendunia. “ Tegas Ansori (meip)