Batang – Salah satu upaya membangun ketahanan keluarga, yang dikembangkan dalam Pusat Layanan Keluarga Sakinah (Pusaka Sakinah), KUA Kecamatan Tersono menggelar Bimbingan Perkawinan Pra Nikah pada 12 pasang Calon pengantin yang diselenggarakan pada hari Selasa-Rabu (16-17/11) yang lalu di balai nikah.
Dalam sambutan pembukaannya Kepala KUA Kecamatan Tersono H. Ali Fathur, menuturkan bahwa Kementerian Agama memiliki komitmen serta program strategis dalam upaya membangun ketahanan keluarga, salah satunya adanya Pusat Layanan Keluarga Sakinah (Pusaka Sakinah).
“Pusaka Sakinah merupakan sebuah inovasi program baru kemenag sebagai upaya menjaga, memelihara dan menguatkan ketahanan keluarga,” tutur H. Ali Fatkhur
Lebih lanjut dia menegaskan kegiatan ini bertujuan memberikan sosialisasi dan wawasan tentang manajemen pengelolaan keluarga agar dapat mencapai Sakinah Mawaddah Warahmah (Samawa). Untuk itu dia berpesan pada peserta Binwin, agar menguatkan pondasi keluarga dengan nilai-nilai agama,
“Landasi perkawinan itu dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah SWT, agar kehidupan berkeluarga kalian mendapat berkah,” pesannya.
Sementara itu Kepala Kantor Kemenag H.M. Aqsho sebelum menutup kegiatan itu memberikan penekanan tentang esensi rumah tangga juga memberikan solusi bagaimana membangun relasi yang baik dan benar dalam rumah tangga dari sudut pandang agama. Dia berpesan bahwa keluarga yang bahagia adalah surga di dunia.
“ Keluarga harus dibangun dengan dasar kasih sayang, keadilan, saling menghormati dan membudayakan musyawarah, sehingga bisa terwujud keluarga yang bahagia, karena menurut sabda Nabi Muhammad SAW keluarga yang bahagia adalah surga di dunia,” pesan H.M. Aqsho.
Koordinator penyuluh agama Islam Tersono Imroatun dalam keterangannya mengatakan bahwa binwin ini menjadi penting dikarenakan selama ini pamahaman tentang berkeluarga amatlah minim dipunyai oleh para calon suami dan calon istri.
“ Materi yang disajikan telah memenuhi unsur penting dan mendasar dalam menejemen keluarga, termasuk materi tentang kesehatan reproduksi yang selama ini jarang didapatkan oleh calon pengantin karena sifatnya yang privasi juga stigma tentang kesehatan yang cendrung “miring’,” kata Imroatun.
Dia menambahkan materi bimwin disajikan dalam suatu kerangka yang komprehensif dalam ranah tata kelola keluarga, harapannya calon pengantin mampu mengambil pelajaran yang kelak akan dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Sehingga program besar kementrian agama tentang penguatan keluarga dapat terealisasi dalam seluruh keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah. (Imroatun / Zy)