Santri Berperan Penting dalam Pembangunan Nasional

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Bupati Rembang. Abdul Hafidz menandaskan besarnya peran santri, utamanya santri madrasah diniyyah takmiliyyah dalam membangun bangsa. Bupati menyampaikan hal tersebut bertepatan dengan hari santri tanggal 22 Oktober pada acara pembukaan Kemah Bhakti Madin tingkat Kabupaten Rembang yang digelar selama dua hari (22-23/10) di lapangan masjid Besi, Kecamatan Rembang.

“Kemajuan bangsa ini tak hanya dilihat dari perkembangan pembangunan fisik dan teknologi saja. Tetapi bagaimana moralitas dan religi berhasil dibangun sehingga kehidupan bangsa berjalan dengan seimbang,” tandas Bupati di hadapan ratusan santri madin.

Mengingat pentingnya peran madin tersebut, Bupati meminta kepada semua stakeholder untuk mendukung eksistensi madin, tak hanya pemerintah namun juga lembaga pendidikan lainnya, serta masyarakat sekitar. “Salah satu upaya pemerintah Kabupaten Rembang adalah tidak menjalankan program fullday school. Sebab, program ini akan menghambat eksistensi madrasah diniyyah,” tegas Bupati.

Kemah Bhakti ini diadakan selama dua hari dan diikuti oleh madin dari semua kecamatan. “Masing-masing kecamatan mengirimkan satu regu putra dan satu regu putri,” sebut Ketua FKDT Kabupaten Rembang, Sumarko.

Selain untuk menjalin silaturahim antar madin, acara ini juga bertujuan untuk mengembangkan bakat santri madin dan berseni islami. Bakat tersebut ditunjukkan dengan pementasan seni pada malam harinya, dilanjutkan dengan pengajian akbar yang turut dihadiri oleh masyarakat sekitar.

Apel Hari Santri

Sementara pagi sebelumnya, diadakan upacara dalam rangka memperingati Hari Santri di alun-alun kota Rembang. Upacara dihadiri oleh ribuan santri beserta ormas dan tokoh agama. Meski sempat diguyur hujan deras, apel tetap berjalan dengan lancar.

Bertindak sebagai pembina apel yaitu Bupati Rembang, Abdul Hafidz. Bupati mengatakan, bagi kaum santri, cinta tanah air merupakan manifestasi Iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Pada masa perjuangan kemerdekaan, cinta Tanah Air diwujudkan dalam bentuk berjuang mengusir penjajah.

“Kini cinta tanah air tercermin pada dedikasi yang begitu kuat dalam membangun bangsa dari berbagai aspek, khususnya di bidang pendidikan,  moral, sosial, budaya dan politik kebangsaan. Selain itu, pemaknaan jihad yang sempit yang malah justru menjadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa,” urai Bupati.

Apel ini diwarnai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Padamu Negeri, Shalawat Badar, dan Subbanul Wathon yang secara khusus dipersembahkan oleh paduan suara MA Ar-Rohman Kecamatan Bulu. Apel juga dimeriahkan oleh penampilan marchingband Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang.

Serangkaian acara juga digelar dalam rangkaian peringatan hari Santri ini. Antara lain kirab santri pada Minggu pagi (23/10), serta istigotsah, parade rebana, wayangan bersama ki sigit aryanto, dan ngaji kebangsaan bersama KH Ainun Najib (Cak Nun), KH Ahmad Musthofa Bisri, KH Yahya Cholil Saquf, dan Gus Ghofur Maemun yang digelar pada Ahad malam 23 Oktober 2016 di alun-alun Rembang.— (Shofatus Shodiqoh/gt)