081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Whistle Blower

Sebagai Corong Kemenag, Penyuluh Agama Islam Perlu Dibekali Setingan Tepat

Cilacap – Penyuluh Agama Islam baik PNS maupun Non PNS merupakan corong utama Kemenag di masyarakat. Tugas kepenyuluhan memiliki peran yang sangat strategis untuk menyampaikan pesan-pesan yang baik. Secara keilmuan, para penyuluh Non PNS sudah tidak diragukan. Hanya perlu setingan yang tepat agar bahasa yang diterima masyarakat nyaring dan merdu serta menenangkan jiwa.

Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas, Kemenag Cilacap kerja bareng Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang, menggelar Diklat Di Wilayah Kerja (DDWK) bagi penyuluh agama Islam Non PNS selama lima hari, (5-9/11) di MAN 1 Cilacap.

Pelaksana tugas Kakankemenag Kab Cilacap, Imam Tobroni, menjelang penutupan menegaskan bahwa, agar bahasa kepenyuluhan menghasilkan suara yang merdu, dan mampu menenangkan jiwa diperlukan setingan yang tepat. Pihaknya tidak menyanksikan keilmuan yang dikuasai para penyuluhnya. Menurutnya, teknis atau metode maupun pendekatan dalam dunia kepenyuluhan merupakan hal yang sangat kompleks. Karenanya diperlukan pemahaman bersama melalui pelatihan.

“Akhir-akhir ini banyak sekali peristiwa gesekan yang terjadi antar sesama umat Islam. Salah satu faktor penyebab utamanya adalah teknik penyampaian atau pendekatan yang digunakan tidak sesuai. Sehingga meskipun niatnya baik, karena caranya tidak sesuai maka hasilnya justru bisa sebaliknya dari yang kita harapkan,”Ungkapnya.

Dia berharap, setelah didiklat, para peserta dapat menularkan kepada teman-teman lainnya yang seprofesi. Harapannya, meskipun baru 40 penyuluh yang mengikuti pelatihan, penyuluh lainnya yang berjumlah 162 bisa ditulari. Ilmu yang diperoleh agar langsung dipraktekkan sekaligus disosialisasikan kepada mereka yang belum mengikuti pelatihan.

Terkait posisi penyuluh yang sangat vital, pihaknya meminta para penyuluh bekerja secara optimal. Sebagai corong utama, penyuluh harus betul-betul teliti dalam menyampaikan informasi. Hal tersebut ditekankan untuk menjaga ketidak sesuaian informasi alias Hoax. Kekeliruan informasi bisa sangat membahayakan, baik untuk pribadi maupun lembaga.

Dengan bahasa agama yang arif menggunakan teknik dan pendekatan yang sesuai dengan kelompok maupun majelis taklim, diharapkan terwujudnya masyarakat saling memahami satu sama lain. Melalui pemahaman, masing-masing individu akan dapat mengendalikan diri yang pada hakikatnya adalah kekuatan umat. Endingnya, menjadi masyarakat yang madani merupakan keniscayaan yang dapat terwujud. (On)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Terkait

𝗦𝗲𝗻𝗮𝗺 𝗦𝗲𝗵𝗮𝘁, 𝗘𝘅𝗽𝗼 𝗨𝗠𝗞𝗠 𝗛𝗮𝗹𝗮𝗹, 𝗣𝗶𝗷𝗮𝘁 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀, 𝗦𝗲𝗿𝘃𝗶𝗰𝗲 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀, 𝗗𝗼𝗻𝗼𝗿 𝗗𝗮𝗿𝗮𝗵 𝗗𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗹𝗮𝘆𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗿𝘁𝗶𝗳𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗣𝗿𝗼𝗱𝘂𝗸 𝗛𝗮𝗹𝗮𝗹 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀 𝗠𝗲𝗿𝗶𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗲𝗴𝗶𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗥𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮 𝗠𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁𝗶 𝗛𝗔𝗕 𝗞𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗴 𝗸𝗲-𝟳𝟳

𝗣𝗷 𝗕𝘂𝗽𝗮𝘁𝗶 𝗖𝗶𝗹𝗮𝗰𝗮𝗽 𝗔𝗽𝗿𝗲𝘀𝗶𝗮𝘀𝗶 𝗞𝗮𝗻𝗸𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗴 𝗖𝗶𝗹𝗮𝗰𝗮𝗽 𝗦𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗦𝗮𝘁𝗸𝗲𝗿 𝗧𝗲𝗿𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶𝗮𝗻 𝗟𝗮𝗽𝗼𝗿𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗴𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻 𝗕𝗲𝗻𝗱𝗮𝗵𝗮𝗿𝗮 𝗧𝗿𝗶𝘄𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗜𝗜𝗜 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝟮𝟬𝟮𝟮

Skip to content