Kab. Pekalongan – Hujan deras yang mengguyur Kota dan Kabupaten Pekalongan sejak Sabtu malam (26/1), mengakibatkan beberapa titik lokasi tergenang air, salah satunya di Desa Samborejo Kecamatan Tirto. Akibatnya, sejumlah madrasah ibtidaiyah terpaksa diliburkan dari kegiatan belajar mengajar.
Kondisi dibuat semakin parah akibat meluapnya air sungai di desa setempat. Hingga Minggu Pagi (27/1), di beberapa titik Desa Samorejo, kondisi banjir telah mencapai perut orang dewasa.
Demikian diungkap salah seorang warga Desa Samborejo, Mohammad Bahrizal. “Sepertinya ini menjadi banjir yang terparah karena lebih parah jika dibandingkan tahun 2014 lalu,” kata Bahrizal.
Pantauan kemarin, tampak para warga berbondong-bondong keluar rumah untuk turut membantu membersihkan sampah yang terbawa arus. Akses jalanpun menjadi sulit dijangkau akibat genangan air yang meninggi.
Genangan air di Desa Samborejo Kecamatan Tirto, tak hanya menerjang rumah-rumah warga melainkan juga sejumlah tempat umum salah satunya Madrasah Ibtidaiyah (MI) Salafiyah 01 dan MI Salafiyah Samborejo 02. Pihaknya terpaksa meliburkan para siswanya karena kondisi madrasah yang tergenang air dan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan kegiatan belajar mengajar. “Terpaksa Madrasah juga diliburkan, belum tahu sampai kapan, menunggu air surut,” ujarnya.
Sejumlah warga Desa Samborejo yang menjadi korban banjir juga terpaksa harus mengungsi ke beberapa lokasi yang dijadikan sebagai posko pengungsian. “Madrasah dan Masjid Darussalam sekarang ini masih kami gunakan untuk tempat mengungsi warga. Posko pengungsian dan dapur umum juga sudah didirikan di sebelah madrasah,” imbuhnya.
Gedung lantai 2 Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Samborejo juga menjadi salah satu lokasi yang digunakan para warga yang terpaksa harus mengungsi sebab rumahnya tergenang banjir. Pihaknya berharap kondisi terparah tersebut akan segera pulih dan banjir segera surut sehingga warga dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala. (hfrn/rf)