Tegal (Slawi) – Revolusi industri 4.0 atau atau revousi industri ke-4 yang mengutamakan penggunaan internet sebagai basisnya, saat ini sedang booming. Indonesia dan bahkan seluruh dunia merasakan efek internet of things. Dunia pendidikan, termasuk Madrasah di dalamnya, mau tidak mau juga harus beradaptasi dengan situasi itu. Salah satu bentuk adaptasi itu adalah dengan mengadopsi teknologi paperless dalam Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer. Demikian disampaikan oleh Kepala Seksi Kurikulum Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Nur Abadi, narasumber utama dalam kegiatan Sosialiasi Persiapan Teknis Pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer.
Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Grandian Slawi, pada Selasa (12/02) sepenuhnya dibiayai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor kementerian Agama Kabupaten Tegal tahun 2019. Tujuan dari sosialisasi ini adalah mempersiapkan para Kepala MTs se Kabupaten Tegal untuk melaksanaan UAMBN-BK secara serentak. Hadir dalam kegiatan ini seluruh Kepala MTs, baik negeri maupun swasta yang berjumlah 74 (tujuh puluh empat) orang dan Kepala MA negeri dan swasta yang berjumlah 16 (enam belas) orang.
Dalam paparannya, Nur Abadi menjelaskan bahwa pelaksanaan UAMBN-BK, bukan sekedar menjalankan amanat undang-undang, tetapi juga merespon kemajuan teknologi yang melaju dengan sangat cepat. Pelaksanaan UAMBN-BK ini, menjadi salah satu cara pemerintah mempersiapkan generasi muda untuk beradaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi secara tepat guna. UAMBN tidak lagi berbasis kertas dan pensil, tetapi berbasis komputer atau paperless.
“Mau tidak mau kita harus melaksanakan UAMBN-BK ini. Tidak bisa ditawar lagi. Kalau masih ada Madrasah yang menolak melaksanakan, maka berarti kita menutup diri terhadap kemajuan teknologi, dan itu berarti menutup kesempatan anak didik untuk berkompetisi dan menikmati kemajuan dan kemudahan teknologi. Ingat, pelaksanaan UAMBN-BK ini adalah upaya mempersiapkan anak didik memasuki revolusi industri 4.0. Meninggalkan dunia kertas, dan memasuki era paperless,” terangnya.
Nur Abadi menambahkan bahwa menurut laporan, masih ada 37 (tiga puluh tujuh) MTs di Kabupaten Tegal yang belum melaksanakan UAMBN-BK. Karena itu MTs tersebut harus segera melaksanakan persiapan-persiapan teknis, khususnya menyangkut sinkronisasi data. Proses pendataan harus dilakukan dengan cermat, tepat dan Entry data tidak boleh terlambat. Pendataan yang benar akan memperlancar proses berikutnya.
“Yang tidak kalah penting dari data, adalah mempersiapkan perangkatnya, yaitu komputer dan sarana pendukung lainnya. Siswa juga diperbolehkan memakai HP Android. Tidak harus komputer. Yang penting ada koordinasi. Sekali lagi saya mengajak para Kepala MTs, KKM, Team Help Desk, Proktor dan teknisi untuk berkoordinasi secara optimal mempersiapkan pelaksanaan UAMBN-BK ini. Mari kita sukseskan demi kemajuan Madrasah kita,” ajak Nur Abadi. (AS/Wul)