Banjarnegara – Melalui Komunitas Penyuluh Agama Islam Serius Cegah Stunting (Kopi Seceting) Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kecamatan Rakit bersinergi dan berkolaborasi dengan Penyuluh Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Rakit dalam rangka upaya percepatan penurunan pencegahan stunting yang terangkai dalam kegiatan Lokakarya Mini (lokmin), pada Selasa (15/11/2022).
Kegiatan dipusatkan di Balai Penyuluhan KB Kecamatan Rakit, dengan melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari setiap desa se Kecamatan Rakit, dan Penyuluh Agama Islam ( PAI ) Non PNS Kantor Urusan Agama Kecamatan Rakit.
Kegiatan mengusung tema “Ketahanan Keluarga dalam upaya Pencegahan Stunting”. Tema ini diangkat karena melihat booming permasalahan pada saat ini adalah stunting, kawin anak, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan perceraian, yang dalam hal ini saling berkaitan satu sama lain.
Hadir sebagai narasumber tunggal dalam kegiatan lokmin, Hj. Anugrah Windu, Paif Kecamatan Rakit. Pada kesempatan pemaparan materi Anugrah Windu menyampaikan bahwa dalam kasus stunting adalah muaranya dari desa yaitu dari keluarga yang merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, yang memiliki kekuatan dan ketahanan, sehingga dapat membentuk masyarakat yang kuat dalam menghadapi segala permasalahan dan tantangan yang ada termasuk kasus stunting yang angkanya masih cukup tinggi.
“Keluarga yang baik akan melahirkan generasi berkualitas yang tentunya menjadi penopang bangsa dan negara ini. Peran keluarga menjadi semakin penting saat bangsa menghadapi permasalahan yang cukup serius dan menjadi perhatian kita semua,” terang perempuan yang biasa di sapa Windu.
Lebih lanjut Windu menyampaikan bahwa dalam hal usaha percepatan penurunan angka stunting, Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kantor Kementerian Agama kabupaten Banjarnegara, memiliki sebuah komunitas yang di deklarasikan sebagai bentuk keseriusan keterlibatan Kankemenag dalam upaya pencegahan stunting. “Komunitas tersebut dideklarasikan sebagai “Kopi Seceting” (Komunitas Penyuluh Agama Islam Serius Cegah Stunting),”kata Windu.
Masih menurut Windu, bahwa Upaya optimal pencegahan stunting harus dilakukan dengan pendekatan spesifik dan sensitif.
“Diantaranya upaya pencegahan stunting adalah dengan sudah dilakukannya sosialisasi ODF (Open Defecation Free) atau stop buang air besar sembarangan kegiatan-kegiatan bimbingan ramaja usia sekolah ( BRUS ) serta bimbingan perkawinan untuk para calon pengantin dari penyuluh agama KUA Rakit, ada juga posyandu remaja, bina keluarga remaja ( BKR ) dari tim pendamping keluarga ( TPK ) yang merupakan ujung tombaknya PLKB,” tambahnya.
Sementara Gigih Sundoro, Camat Rakit dalam sambutan pengarahan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pihak PLKB dan pasukannya serta kepada Penyuluh Agama Islam KUA Rakit, yang sudah berkolaborasi dan bersinergi sebagai usaha pencegahan dan penekanan angka stunting khususnya di Kecamatan Rakit.
“Kami berharap peran PLKB, TPK dan PAI menjadi satu kesatuan dalam langkah dan gerak, saling mendukung sehingga pesan yang sampai kepada masyarakat akan satu kerangka dan tujuan yang jelas dan terintegrasi,” terangnya.
Senada dengan camat Rakit, Sri Undari, selaku koordinator PLKB dalam sambutan sebagai tuan rumah, menyampaikan rasa terimakasih yang sangat mendalam, karena kegiatan berjalan dengan lancar dan dirasakan sangat bermanfaat bagi para TPK dalam membantu tugas-tugas mereka.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat utamanya pada lini terbawah, yaitu para keluarga sebagai wahana pendampingannya sehingga diharapkan akan menjadi lebih tepat sasaran dan lebih semangat karena bisa saling mendukung dengan penyuluh agama yang juga merupakan garda terdepan Kemenag dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. semoga kegiatan ini bisa bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam pencegahan stunting,” ungkap Sri.
Kegiatan ditutup dengan sesi dialog yang berakhir pukul 13.00 WIB yang dikuti 30 peserta dari TPK dan PAINO, diakhiri dengan ramah tamah dengan sesama peserta kegiatan. (aws/rf )