Surakarta – Kementerian Agama Kota Surakarta terus menggaungkan dan menyosialisasikan moderasi beragama tidak hanya dalam lingkup ASN saja. Pekan lalu, Kasubbag Tata Usaha Kemenag Surakarta, Bagus Sigit Setiawan sebagai narasumber dan menyampaikan materi tentang Pengantar Memahami Moderasi Beragama di Kelurahan Kratonan (26/05). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kecamatan Serengan, guna harmonisasi hubungan dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat mengundang warga dalam hal ini yang tergabung dalam FORSITOGA, Forum KEL TIPES, serta Kampung Moderasi Beragama ditambah dengan perwakilan warga.
Bagus Sigit menyampaikan rasa syukurnya, dapat menyapa langsung pada masyarakat khususnya warga Kecamatan Serengan. Selanjutnya, ia menjelaskan tentang pemahaman bahwa tujuan kehidupan yaitu mencari kenyamanan, dan kedamaian. “Dan tujuan itu bisa kita capai dengan saling menghormati dan menghargai,”jelasnya. Dalam pengalamannya, ia mengingatkan sebuah forum yang masih menggunakan sebutan pribumi dan non pribumi. “Dimana seharusnya kata tersebut sudah tidak digunakan, karena tidak relevan dengan saat ini, politik identitas juga tidak sepatutnya muncul,” ujarnya. Mengakhiri penjelasannya, Bagus berpesan pada seluruh peserta untuk tidak berhenti pada menghormati saja, namun juga saling memahami.
Senada, Camat Serengan – Agung Wijayanto mengingatkan pada seluruh warga tentang agenda politik yang semakin mendekati masanya. “Degan kerukunan ini utamanya mau pemilu, mulai muncul akun-akun media sosial yang banyak menjatuhkan pihak lain, kalau mendukung dan menampilkan prestasi atau keunggulan dan prestasi tidak masalah, tapi jangan menjatuhkan,”tuturnya. Maka dengan sarasehan ini ia berharap bisa mmberikan edukasi pada masyarakat untuk tidak terpancing dan ikut menyebarkan info yang kurang terpercaya.
Dalam kegiatan tersebut, di isi pula oleh narasumber dari Forum Mediasi Surakarta KRISNA, Arif Anshori. Ia menyampaikan materi senada dengan kegiatan Sosialisasi “Kehidupan Moderasi Beragama dan Merawat Kerukunan dalam Bingkai Kebhinekaan, Suku, Ras dan Agama di Kecamatan Serengan” dengan judul Merawat Kerukunan dalam Bingkai Kebhinekaan Suku, Ras dan Agama. Pada pemaparannya, lebih fokus dalam memahami sebab munculnya konflik dan upaya menghadapinya. (may)