Banjarnegara – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara menyelenggarakan Seminar Nasional Penguatan Moderasi Beragama dan Tahun Toleransi dengan menghadirkan Staff khusus Menteri Agama bidang media dan komunikasi publik, H. Wibowo Prasetyo dan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa tengah, H. Musta’in Ahmad, Selasa, (25/10). Acara seminar ini bertempat di MTs N 1 Banjarnegara, turut hadir dalam kegiatan ini, Pj Bupati Banjarnegara, kepala Arpusda kabupaten banjarnegara serta 850 peserta dari berbagai unsur seperti Kepala KUA, Penyuluh Agama, Guru madrasah serta berbagai ormas keagamaan.
Dalam kesempatan ini, Staff Khusus Menteri Agama mengatakan bahwa ASN Kementerian Agama harus hafal 7 program prioritas Kementerian Agama, seminar ini memuat dua program prioritas yaitu toleransi dan moderasi beragama. Dua program ini menjadi konsen utama Menteri Agama.
“Saya yakin, Kakanwil dan Kakankemenag telah mengawal 2 program ini dengan baik, apabila 2 program ini berhasil, pasti Indonesia akan aman dan damai,” ucapnya
Setelah 2 program ini berjalan dengan baik, saya meminta kepada seluruh ASN untuk bisa bertransformasi digital dalam menjalankan segala pekerjaannya dan juga bertransformasi digital untuk menyebarkan konten yang moderat dan toleran.
“Mari kita semua gunakan media, seperti Facebook dan Tiktok untuk memperkuat moderasi beragama dan toleransi,” jelasnya
“Bayangkan! Indonesia ini, pengakses tiktok terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, apabila semua kalangan berlomba-lomba membuat narasi yang baik, tentu Indonesia akan aman. Namun sangat disayangkan, berapa banyak konten yang memecah belah persatuan berkeliaran di tiktok,” ucapnya.
Wibowo menjelaskan bahwa sekarang ini perjuangan kita tidak hanya didunia fisik, tetapi juga di dunia maya, “Sekarang ini perusahaan hoaks itu ada, bahkan karyawannya banyak, tujuan mereka jelas ingin memecah belah bangsa,” jelasnya
Oleh karena yang demikian, Wibowo meminta kepada seluruh ASN di Kementerian Agama untuk masif memproduksi konten yang ramah dan moderat untuk mengcounter konten yang memecah belah
“Berita dusta yang disampaikan secara berulang-ulang bisa saja menjadi kebenaran. Mari kita tetapkan bahwa yang dusta itu tetap dusta dan yang benar tetap benar, oleh karenanya penting untuk dipahami, saring dulu informasi sebelum menyebarluaskannya,” ucapnya
Staff Khusus Menteri Agama ini juga meminta kepada ASN untuk benar-benar merawat toleransi dan menguatkan moderasi beragama, jangan sampai tahun politik yang akan berjalan menjadi tahun polarisasi.
Lebih lanjut, Staff Khusus menjelaskan bahwa yang perlu dimoderasi itu bukanya agamanya, akan tetapi cara pandang terhadap agama
“Agama itu sudah pasti moderat, akan tetapi penafsiran terhadap ajaran agama itu beragam, ada yang moderat dan ada yang radikal, oleh karenanya pandangan agama yang moderat ini harus dimasifkan,”pungkasnya (ak)