Rembang – Global warming ini menjadi perhatian serius bagi peserta didik MTsN Sale. Sabtu (18/2), melalui mapel prakarya, kelas 8 memanfaatkan limbah sampah untuk dijadikan berbagai macam kerajinan. Salah satu yang menonjol adalah fashion berupa baju yang seluruhnya terbuat dari sampah berbahan plastik.
Pemanasan global (global warming) menjadi masalah serius yang harus segera mendapatkan penanganan. Pemerintah telah mengantisipasinya dengan memberikan himbauan kepada masyarakat untuk menanggulanginya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Bahkan, sampah tersebut sebisa mungkin dipilah-pihah untuk bisa dimanfaatkan kembali.
Baju sampah ini merupakan ide dari guru seni Prakarya MTsN Sale, Agus Witanto. Ide ini berawal keprihatinannya terhadap sampah yang kian hari kian bertambah. “Sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai 11.330 ton per hari. Padahal sampah yang berbahan plastik akan sulit diurai oleh tanah,” katanya.
Sampah plastik pun lantas tak dibuangnya begitu saja. Ide kreatif pun muncul. Agus mendorong peserta didik untuk berkreasi membuat baju dari bahan tersebut. “Kami manfaatkan sampah plastik tersebut menjadi sesuatu yang berguna, bahkan bernilai seni yang sangat tinggi. Yaitu dengan disulap menjadi baju / busana yang modis nan etnik,” papar Agus.
Selain plastik, baju sampah ini juga memanfaatkan koran bekas. Secara berkelompok, peserta didik merangkai baju sampah tersebut dengan bantuan alat dan bahan cukup mudah didapatkan yaitu gunting, cutter, penggaris, jarum jahit, dan lem.
Kegiatan ini berlangsung semarak dan mendapatkan apresiasi yang positif dari dari Kepala MTs Negeri Sale, Masrum. “Selain berseni, kegiatan prakarya ini juga memberikan pembelajaran bagi siswa untuk peduli terhadap lingkungan. Pemanfaatan sampah plastik ini juga akan menyelamatkan generasi di masa mendatang,” ungkap Masrum.—(mh/ss/bd)