081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Whistle Blower

Tanggung Jawab Santri, Turut Menjaga Keutuhan NKRI

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga – Kata Santri jika ditulis menggunakan huruf Arab tersusun dari lima huruf. Sebagian ulama memaknai huruf-huruf tersebut sebagai berikut. Huruf Sin ( س ) bermakna   Saabiqul khoir (berjalan menuju kebaikan), Huruf Nun ( ن ) bermakna Naasibul ‘ulama (penerus perjuangan Ulama), Huruf Ta ( ت ) bermakna Taarikul ma’aashiy (meninggalkan segala macam bentuk maksiyat), Huruf Ro ( ر) bermakna Roodli ‘alallah (ridlo dengan perintah Allah) dan huruf Ya ( ي ) dapat dimaknai Yaqiin (memiliki keyakinan yang kuat). Jadi, santri adalah sosok yang melakukan perjalanan menuju kebaikan untuk memperoleh ilmu guna meneruskan perjuangan ulama dengan cara meninggalkan maksiat, ridlo terhadap perintah dan larangan Allah SWT serta memiliki keyakinan yang kuat. Demikian Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Pubalingga, Karsono menguraikan makna kata santri, usai Upacara Hari Santri ke-4 Tahun 2018 di Alun-alun Purbalingga, Senin (22/10).

Lebih lanjut Karsono menjelaskan, di antara tugas-tugas yang harus diemban santri selain menuntut ilmu adalah turut serta dalam usaha menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Tugas santri salah satunya adalah turut serta menjaga keutuhan NKRI bersama masyarakat dan pemerintah, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para ulama kita di masa lampau. Kemerdekaan Indonesia adalah salah satu wujud peranan santri dan ulama terdahulu,” tegas Karsono.

Di depan 5.000-an santri yang menjadi peserta upacara, Plt. Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi selaku Inspektur Upacara mengapresiasi seluruh santri Purbalingga atas kontribusinya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga dalam mewujudkan masyarakat Purbalingga yang berakhlakul karimah.

“Hari Santri tahun ini merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai pionir perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia. Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran dan komitmen cinta tanah air diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keberagaman masyarakat. Marilah kita tebarkan kedamaian, kapanpun, dimanapun, kepada siapapun,” himbau Bupati. (sar/gt)

Skip to content