Purbalingga – Sebanyak 14 Guru PNS di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga menerima Surat Keputusan (SK) mutasi kepegawaian di Aula Lantai 2 kantor setempat, Jumat (30/7/2021). Penyerahan SK yang ditandatangani Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Musta’in Ahmad tersebut diserahkan secara simbolis kepada salah satu penerima Kurnia Ulin Nuha.
Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Purbalingga H. Karsono dalam pengarahannya menjelaskan, para guru PNS yang menerima SK Mutasi Kepegawaian tersebut akan melaksanakan tugas di madrasah yang berada di daerah asal mereka di antaranya yaitu Kabupaten Wonosobo, Karanganyar, Rembang, Jepara, Sukoharjo, Grobogan, Boyolali, Kudus dan Klaten. Mereka adalah PNS tahun 2019 yang saat mendaftar seleksi CPNS mengisi lowongan di Kankemenag Kabupaten Purbalingga.
Kepada para guru PNS yang diredistribusi tersebut Kakankemenag Karsono mengingatkan, selaku ASN Kementerian Agama mereka harus terus menjadi teladan dan berperan aktif dalam menyosialisasikan gerakan 5M+1D di lingkungan madrasah, di rumah maupun di masyarakat.
“Dengan kebersamaan dan kepedulian, insyaallah pandemi ini segera teratasi,” ujarnya.
Karsono menambahkan, menjadi seorang ASN Kementerian Agama bukanlah paksaan namun sukarela melalui prosedur yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Agama.
“Setelah resmi menjadi warga Kementerian Agama, secara otomatis kita harus menaati tata aturan yang telah ditetapkan oleh Kemenag. Harus satu barisan dengan Menteri Agama, Kakanwil dan Kepala Kantor. Ibarat satu barisan, jika Menteri mengisyaratkan kita untuk bersiap maka kita bersiap. Jika diisyaratkan untuk balik kanan maka kita balik kanan. Jika tidak bersedia menjadi satu barisan maka mengundurkan diri dari Kementerian Agama itu jauh lebih bijaksana,” tandasnya.
Ia menegaskan, di antara salah satu kewajiban yang harus ditunaikan saat ini bagi para ASN di jajaran Kementerian Agama adalah mengawal dan menyukseskan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2021.
Disiplin
Karsono juga berpesan akan 2 persoalan mendasar yang mengakar dalam pribadi setiap manusia khususnya para ASN yaitu malas dan tidak dispilin.
“Di antara kemalasan yang masih sering terjadi yaitu menunda-nunda pekerjaan. Jika mampu diselesaikan hari ini, kenapa harus besok. Jika mampu berangkat jam 06.30 kenapa berangkat 07.30.Jadi sebenarnya masalah ini bisa teratasi jika sifat malas tidak dipelihara,” tandasnya.
Menurutnya, kemalasan akan merusak tatanan dan sendi-sendi birokrasi. Ia memberikan ilustrasi saat ada 1 orang yang malas dari 100 orang pegawai, maka kemalasan itu akan menular kepada 99 pegawai lainnya. Apalagi jika pimpinan tidak memberikan punishment, maka 99 orang ini akan semakin menambah frekwensi kemalasan di tempat tersebut.
“Akhirnya pelayanan akan menjadi menurun. Jika hal itu terjadi di madrasah maka sebuah kehancuran dalam bidang pendidikan,” tegasnya.
Masa PPKM, lanjutnya, diakui atau tidak merupakan seleksi alam yang menguji jati diri, integritas dan profesionalitas setiap ASN. Apakah benar-benar bekerja atau tidak. Ia berterima kasih dan mengapresiasi semua dedikasi yang telah diberikan ke-14 ASN tersebut kepada madrasah dan Kantor Kementerian Agama kabupaten Purbalingga.
“Terima kasih sudah berhidmat untuk Kankemenag Purbalingga, selamat bertugas dan mohon maaf atas kekhilafan kami,” pungkasnya.
kekhilafan kami,” pungkasnya.
Beryukur
Salah satu guru penerima SK redistribusi PNS Dwi Kartika Sari mengaku bersyukur atas penerimaan SK terbarunya. Ia menyatakan siap untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru di daerah asalnya Kabupaten Wonosobo.
“Pertama ditugaskan di MTs Negeri 1 Purbalingga selama 2 tahun. Berpisah dengan keluarga, bekerja jadi kurang fokus. Ketika ada informasi pemetaan, kami minta kembali ke daerah asal dan setelah mendapat SK redistribusi, alhamdulillah ditugaskan di MTs Negeri 2 Wonosobo. Rasanya bahagia seperti mendapat SK CPNS pertama kali,” ungkapnya bahagia.
Ia menuturkan, selama berada di daerah Purbalingga meski sebagai perantau namun ia merasa seperti berada di lingkungan keluarganya sendiri.
“Masyarakatnya yang ramah, menyenangkan dan melebihi keluarga sendiri. Terima kasih yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Kemenag Purbalingga yang sudah menerima saya sebagai bagian dari keluarga besar Purbalingga hingga kami bisa kembali ke daerah asal,” ungkapnya. *(sl-sar/bd)