Jakarta (Humas) – Tiga Penyuluh Agama Islam asal Jawa Tengah mewakili kompetisi Seleksi Penyuluh dan Penghulu Aktor Resolusi Konflik (SPARK) Tahun 2023 yang digelar di Mercure Convention Hotel Ancol, DKI Jakarta pada Senin 08 Mei sampai Kamis 11 Mei 2023. Mereka adalah Achmad Darussalam dari Kabupaten Sragen, Malikatus Sa’adah dari Kabupaten Magelang dan Uswatun Khasanah dari Kabupaten Demak.
Mereka bertiga berhasil lolos dalam SPARK Tahun 2023 yang diikuti oleh Penghulu dan Penyuluh se Indonesia dari sekitar 800 peserta. Penjaringan dilakukan dalam beberapa tahapan, dari 800 peserta diseleksi menjadi 100 peserta kemudian diwawancara secara online diambil 50 peserta. Dan 50 peserta terbaik itulah kemudian dipanggil untuk mengikuti Bimbingan Teknis di Jakarta.
Bimtek SPARK 2023 dibuka langsung oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA., dihadiri juga oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah, Dr. H. Adib, M.Ag. dan jajaran Subdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik. Kamaruddin menyampaikan dalam sambutannya bahwa “Penyuluh dan Penghulu sebagai garda terdepan dalam penanganan konflik, karena yang berhubungan langsung dengan arus bawah dan harus bisa menjadi agen resolusi konflik jangan menjadi penyulut konflik.”
Kamaruddin juga menekankan akan urgensi keberadaan dan tugas dari para penyuluh agama yang memiliki kompetensi mumpuni untuk mengatasi pelbagai permasalahan keagamaan, diantaranya adalah ikut mengatasi masalah keagamaan yg menyimpang di tengah masyarakat. Pribadi penyuluh agama secara kolektif sebagai entitas penyuluh, Kemenag, ASN wajib menjaga dan merawat keberagamaan Islam yang wasathiyah/ moderat. Oleh karenanya para penyuluh haru memiliki semangat yang tinggi, terus membaca untuk mempertajam sensitifitas agar dapat memainkan peran yg tinggi.
Ditambahkan oleh Kamaruddin bahwa Islam Indonesia adalah Islam Ahlussunnah waljama’ah, maka penyuluh harus menguasai pemahaman yang mendalam dalam semua aspek yang ada, baik aspek teologi, tasawuf maupun, fiqh (4 madzhab). Pahami aspek-aspek tersebut agar kita tidak mudah memberi respon yang tidak berkualitas. “Maka baca secara komprehensif dan khatam, sehingga pemahaman kita kuat dan mampu menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah,” imbuh Kamaruddin.
Dalam kehidupan keragaman, kita mesti merawat moderasi beragama. Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap perilaku yg moderat yang secara aqidah meyakini agama secara radikal/ mendalam, dan dari persepektif budaya, menghormati agama lain yg berbeda dg kita. Hak dan kewajiban warga bangsa adalah sama, yakni saling menghormati, menghargai dan hidup bersama dalam kebhinekaan. Dalam hal politik, kita wajib menjaga komitmen bersama yakni komitmen kebangsaan. Hal-hal seperti ini harus benar-benar kita kuasai khususnya para penyuluh agama.
“Mari kita berkomitmen dan menjadi contoh di garda terdepan menunjukkan sikap kita, peran penting kita. Pemahaman agama tidak boleh mendegradasi keberagaman kita tapi justru saling menguatkan. Kita ASN memiliki amanah sebagai hamba Allah sekaligus kholifatullah yang berkualitas, professional, memberi yg terbaik sesuai tugas kita. Insya’allah kita akan mampu memberi kontribusi & mengambil porsi penting dalam berbangsa & bernegara,” tutup Kamaruddin.
Bimtek SPARK 2023 terselenggara dalam 4 hari, diisi oleh narasumber dari berbagai instansi dan akademisi baik dari dari BRIN, Wahid Institute, BIN, POLRI dan Kemenag RI. Semoga para duta dari Jawa Tengah ini mampu menyerap ilmu secara maksimal sehingga bermanfaat dan menjadi agen resolusi konflik yang baik.(Us-Drs/Sua/Rf)