Kab.Pekalongan – Tim Hisab Rukyat Kankemenag Kabupaten Pekalongan bergabung bersama Tim Hisab Rukyat Pekalongan dalam kegiatan untuk melihat bulan baru yang akan menandai awal masuknya bulan Ramadhan 1442 H. Bertempat di Pos Observasi Bulan (POB) di Gedung C lantai 4 kampus lama IAIN Pekalongan. (Senin, 12/4).
Kegiatan yang dilaksanakan rutin tiap tahun ini menggunakan alat bantu observasi. POB IAIN Pekalongan telah menyiapkan 4 instrumen bantu, yakni dua teodolit dan dua teleskop yang dipasang berjejer di lantai 4 gedung tarbiyah. Kondisi alat sudah disetting sedemikian rupa oleh Panitia, agar sesuai dengan keberadaan hilal ketika matahari terbenam atau pas waktu maghrib.
Selain hadir H. Kasiman Mahmud Desky Kepala Kankemenag Kabupaten Pekalongan dan Kasi Bimas Islam, H. Moch. Irkham, acara tahunan ini dihadiri pula Kepala Kankemenag Kota Pekalongan, H. Maksum dan Kasi Bimas Islam H.M Thohirun, juga Ketua Pengadilan Agama yang diwakili oleh Waryono, serta turut hadir beberapa mahasiswa IAIN Pekalongan.
Acara dimulai sekitar pukul 17.08 WIB, dibuka dengan sambutan Kepala Kankemenag Kota Pekalongan, H. Maksum, selaku tuan rumah wilayah Kota Pekalongan.
“Syukur Alhamdulillah, kami mengucapan terima kasih kepada semua pihak atas kerjasamanya dalam kegiatan rukyatul hilal pada tahun ini, terutama dari instansi IAIN Pekalongan yang telah menyediakan tempat.” ujar H. Maksum.
“Rukyatul hilal ini merupakan acara mengamati benda-benda langit, dalam hal ini kita mengamati hilal dan matahari. Dari hasil ini tidak lain untuk melaksanakan ibadah umat muslim, yakni ibadah Puasa Ramadhan.” tambahnya
Adapun hasil kegiatan melalui sidang itsbat Rukyatul Hilal secara terbuka, yang dipimpin oleh Waryono diputuskan bahwa hilal tidak dapat terlihat karena tertutup mendung.
Sebagaimana dijelaskan oleh Dosen ilmu Falak IAIN Pekalongan H. Muslich Husein yang bertindak sebagai pemandu, mengatakan bahwa tempat pelaksanaan rukyatul hilal, biasa dilakukan di Gedung C lantai 4 Kampus IAIN Pekalongan di jalan Kusuma Bangsa.
“Apabila cuaca mendung atau hujan, sehingga hilal tidak dapat terlihat, maka hukum menentukan awal Ramadhan mengacu pada Rukyatul Hilal yang di lakukan di daerah lain.’ jelasnya.
Hal ini menurut H. Muslich Husein karena di Indonesia menganut Wilayatul Hukmi, yaitu apabila ada satu daerrah yang telah berhasil melihat hilal, maka itu berlaku pula untuk wilayah lain yang berlaku di seluruh Indonesia.
“Kami menghimbau kepada masyarakat agar menunggu keputusan resmi pemerintah melalui sidang itsbat yang dilakukan Menteri Agama.” pungkasnya.
Sekilas data koordinat POB IAIN Pekalongan dan hasil hisab awal Ramadhan 1442 H. Lintang tempat -06 51’ 53’’ LS, Bujur 109 40’ 34’’ BT, Tinggi tempat 15 meter dari permukaan air laut, Terbenam Matahari 17:41:10,6 WIB, Tinggi Hilal hakiki 000 04’ 26’,03’dan tinggi Hilal Mar’i 04 04’ 31,72’’. (Ant/bd)