Wonosobo (Humas) – Tim Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Tengah didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo mengunjungi Desa Toleransi Umat beragama di Kabupaten Wonosobo, Selasa (9/3).
Disebut sebagai Desa Toleransi, Desa Buntu Kecamatan Kejajar tersebut merupakan desa yang selama ini mampu menjaga kerukunan warga nya yang berlatar belakang majemuk dengan perbedaan agama yang diimani. Desa Buntu selama ini dihuni oleh warga antar umat agama mulai dari Agama Hindu, Islam, Budha, Katholik/Kristen dan Konghucu.
Hadir dalam Kunjungan tersebut, Tim Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Wonosobo, FKUB provinsi Jawa Tengah, FKUB Kabupaten Wonosobo, Kesbangpol, Kepala desa Buntu dan Tokoh Agama di Desa Buntu. Kunjungan tersebut dilakukan dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan.
Dalam Kunjungannya, Tim Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Nur Kholis menyampaikan, keberadaan Desa Toleransi harus mendapat perhatian khusus.
“Keberadaan Desa Toleransi ini menjadi salah satu percontohan di Indonesia yang berlatar belakang majemuk. Tetapi bisa berdampingan hidup bersama menjaga perbedaan dan hal tersebut pantas mendapat perhatian khusus agar nilai-nilai toleransi tersebut tetap terjaga,” ungkap Nur Kholis.
Senada dengan Tim Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Ka Kan Kemenag Kabupaten Wonosobo, Ahmad Farid, menyampaikan nilai-nilai toleransi di Desa Buntu diharap mampu menjadi jawaban ditengah isu perbedaan yang kerap menjadi konflik.
“Perbedaan kepercayaan beragama kerap sekali berpotensi menjadi konflik ditengah masyarakat. jika dilihat disosial media kerap dijumpai isu intoleransi. Dengan keberadaan desa toleransi diharap mampu mereda isu-isu intoleransi yang terjadi tersebut,” ungkap Ahmad Farid.
Sementara itu Ketua FKUB Kabupaten Wonosobo, Zaenal Sukawi, berharap desa toleransi di Buntu bisa menjadi percontohan Desa Toleransi hingga tingkat Internasional.
“Kemajemukan desa buntu yang mampu dijaga hingga saat ini, menjadi bukti bahwa perbedaan yang disatukan itu bisa tetap terjaga dan harmonis. Bukan malah menjadi perpecahan. Kami Berharap desa Buntu mampu menjadi salah satu desa Toleransi percontohan se Indonesia atau bahkan internasional,” tandas Zaenal Sukawi. PS-WS/qq