Cilacap – Salah satu unsur utama yang mempengaruhi laju perkembangan koperasi adalah keaktifan anggota. Sebagaimana hasil keputusan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun sebelumnya, RAT telah memutuskan wajib belanja di Toko Ikhlas. Karena belum ada mekanisme dan regulasi yang jelas program tersebut belum berjalan. Akhirnya setelah sistem dibuat, program wajib belanja baru dapat dijalankan mulai tahun 2019.
Hal tersebut dikemukakan Ketua KPRI Ikhlas, Jasmin usai RAT tutup tahun buku 2018, Kamis (31/1) di Graha Pemuda Cilacap.
Dikemukakan lebih lanjut bahwa, sejak tahun 2017 KPRI Ikhlas telah memiliki toko swalayan. Setelah dua tahun berjalan, anggota yang belanja di toko Ikhlas sangat minim, sehingga hanya mengandalkan masyarakat sekitar. Mulai 2019, pihak ketiga akhirnya mundur dan toko Ikhlas total dikelola sendiri. Dengan begitu, program mewajibkan belanja harus mampu direalisasikan dengan nominal Rp 50 ribu per bulan per anggota.
“Untuk melaksanakan program wajib belanja, pengurus telah menyiapkan sistemnya terlebih dahulu. Yakni melalui uang elektronik yang terintegrasi dengan kartu koperasi. Setiap bulan secara otomatis terisi saldo 50 ribu masuk di tabungan. Uang tersebut hanya dapat diambil dalam bentuk barang di toko Ikhlas,”Katanya.
Sementara itu, Plt Kakankemenag Kab Cilacap, Imam Tobroni, selaku pembina KPRI Ikhlas dalam sambutannya mengatakan bahwa, saat ini KPRI Ikhlas sudah bisa menjadi koperasi rujukan di Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Pembina Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Cilacap, ditinjau besarnya modal yang dimiliki, KPRI Ikhlas menduduki peringkat 18 dari 50 KPRI se Jawa Tengah. Sedangkan berdasarkan Sisa Hasil Usaha (SHU), KPRI Ikhlas berada di posisi 26 di Jawa Tengah dan di Kabupaten Cilacap tertinggi.
Untuk memajukan usahanya, dia menyarankan agar KPRI Ikhlas merespon perkembangan teknologi informasi. Tujuannya agar KPRI Ikhlas mampu bersaing dengan para pelaku usaha lain yang telah memanfaatkan teknologi informasi. Dengan begitu, KPRI Ikhlas akan terus mampu berkembang dan menghasilkan lebih bagi kesejahteraan anggotanya.
“Saya merasa bangga sekaligus mengapresiasi usaha para pengurus sekaligus partisipasi aktif dari para anggota. Tanpa itu semua, maka KPRI Ikhlas tidak akan memiliki perkembangan yang signifikan. Salah satu pemanfaatan teknologi mulai diterapkan tahun ini, yakni melalui kartu anggota yang sekaligus berfungsi sebagai uang elektronik yang bisa digunakan untuk belanja,”Ungkapnya.
Dia berharap, usaha dari oleh dan untuk anggota betul-betul dapat berjalan sesuai program yang direncanakan bersama. Sehingga ke depan KPRI Ikhlas akan semakin menyejahterakan anggotanya. (On)