Cilacap – Arus perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi pola dan gaya hidup masyarakat. Perubahan tersebut telah mengakibatkan menurunnya kualitas pengamalan nilai-nilai agama. Sopan santun maupun anggah ungguh dalam berperilaku khususnya generasi muda mulai mengkhawatirkan. Karenanya diperlukan teknis yang jitu untuk mengatasinya.
Akibat gaya dan pola hidup masyarakat telah berubah, maka diperlukan pula perubahan metode atau teknis dalam berdakwah. Pendekatan dengan pola lama tidak akan berdaya guna jika tidak disesuaikan. Atas dasar tersebut, Forum Komunikasi Penyuluh Agam Islam (FKPAI) Kabupaten Banyumas, Selasa (11/12) mengadakan Studi Banding ke FKPAI Kabupaten Cilacap.
Bertempat di KUA Kecamatan Nusawungu, Ketua FKPAI Kabupaten Cilacap, Moh Farhan mengatakan bahwa, pihaknya belum merasa pantas organisasi yang dipimpinnya dijadikan tujuan studi banding. Dia merasa kegiatan yang selama ini dilakukannya dirasa masih belum ada perkembangan signifikant. Hanya saja, sistem atau teknis dakwah yang dilaksanakan telah melibatkan seluruh unsur dan elemen masyarakat. Sehingga aktifitas dakwah menjadi lebih berdaya dan memiliki aura yang lebih kuat.
Untuk itu, pihaknya mengajak para penyuluh perwakilan dari Kabupaten Banyumas agar bersama-sama belajar. Melalui cara berbagi pengalaman, dia berharap kegiatan tersebut akan menghasilkan out put yang terbaik dalam dunia kepenyuluhan.
“Teknis berdakwah di era teknologi informasi harus menggunakan bahasa agama yang canggih pula. Teknologi Allah menciptakan teknologi agar manusia lebih bertaqwa, bukan sebaliknya. Ternyata, efek negatif imbas perkembangan teknologi lebih cepat dari yang diperkirakan. Sehingga mau tidak mau, kita sebagai penyuluh harus menggenjot peningkatan kualitas kepenyuluhan. Tujuannya agar penyuluh betul-betul mampu melaksakan tugas sebagai penerang hidup masyarakat,”Katanya.
Sementara itu, Kakankemenag Kab Cilacap melalui Kepala KUA Kecamatan Nusawungu, Mohamad Tolkah, dalam wejangannya menggaris bawahi tentang pendekatan dan teknis berdakwah.
Menurutnya, sesuai dengan perkembangan teknologi, pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan istilah dan pengetahuan teknologi dalam ranah keagamaan. Hal tersebut sesuai dengan kandungan Al Qur’an yang menjelaskan berbagai kecanggihan sistem teknologi yang diciptakan Allah SWT.
Sedangkan terkait teknis, saat ini penyuluh harus bekerja sama dan berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait. Dengan begitu, kegiatan kepenyuluhan tidak berjalan sendiri. Sehingga penyuluh memiliki kekuatan dan aura yang mampu mempengaruhi jiwa dan pikiran umat ke arah yang lebih baik, pungkasnya. (On)