Cilacap – Sebanyak tujuh MTs di Kabupaten Cilacap, telah menyatakan siap mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Terdiri atas lima MTs negeri dan dua MTs swasta, yakni MTs Pesantren Pembangunan Majenang dan MTs Al Fatah Maos.
Hal tersebut seiring perubahan mendasar penyelenggaraan UN Tahun Pelajaran 2015/2016 dibandingkan Tahun Pelajaran 2014/2015.Pertama, Permendikbud hanya mengatur dan menetapkan kebijakan mendasar tentang penilaian hasil belajar dan berlaku multi tahun. Kedua, kisi-kisi UN Tahun Pelajaran 2015/2016 disusun berdasarkan kriteria kompetensi lulusan, standar isi, dan kurikulum yang berlaku pada lingkup materi yang sama; dan ketiga, perluasan jangkauan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan dan semakin mendorong untuk meningkatkan literasi siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 555 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/ MTs, 135 SMA/MA, dan 378 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Mughni Labib mengapresiasi madrasah yang sudah siap melaksanakan UNBK. Menurutnya, UNBK selain prosesnya lebih mudah dan cepat, tingkat kecurangannya pun sangat minmin. Oleh karenanya, UNBK dipandang lebih memiliki kredibilitas dari pada ujian tulis.
“Memang untuk berubah dibutuhkan waktu, kemauan keras dan juga pendanaan. Saya barharap tahun depan semua MTs bisa ikut UNBK. Jika sekarang baru tujuh, semoga bisa dijadikan contoh oleh yang lain, terutama yang swasta. Bagaimana cara mengatasinya, terutama terkait pengadaan sarana dan prasaranya yang terbilang tidak murah. Kalau yang negeri memang sudah seharusnya bisa. Sarana dan prasarananya juga sudah mendukung. Alhamdulilah dari lima MTs negeri seluruhnya menyatakan siap untuk mengikuti UNBK tahun ini. Sedangkan untuk MTs swasta baru dua yang menyatakan kesiapannya,”ungkapnya.
Kakankemenag menghimbau agar cerdas mengelola sumber dana. Menurutnya, madrasah swasta tidak bisa bergantung lebih banyak kepada pemerintah. Hal ini dikarenakan DIPA Kementerian Agama sangat terbatas. Karenanya, pengelola madrasah swasta supaya bisa mencari donatur tetap atau menjalankan usaha kreatif lainnya. Dengan begitu, madrasah akan mempunyai sumber pendanaan sebagai modal memajukan pendidikan madrasahnya.
Dikatakan lebih lanjut bahwa dengan mengikuti UNBK maka akan mendapat beberapa manfaat dibandingkan dengan Ujian nasional Berbasis Tulis (UNPBT). Yakni; Lebih kecil kemungkinan terjadi keterlambatan soal, tertukarnya soal, dan ketidakjelasan hasil cetak soal. Tidak ada kerumitan pengumpulan LJUN. Gambar menjadi lebih jelas. Lebih mengakomodasi siswa dengan ketunaan, misalnya, untuk ‘low vision’ tulisan dan gambar bisa diperbesar. Hasil UN bisa diumumkan secara lebih cepat, sehingga siswa memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk masuk ke dunia kerja. UN memungkinkan untuk dilakukan beberapa kali dalam setahun, sehingga siswa lebih singkat menunggu UN berikutnya. Memudahkan dalam pengamanan dan penyediaan logistik. (on/bd)