Tumbuhnya Kerukunan Bersumber Dari Akhlak

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Cilacap – Akhlak atau moral manusia diyakini sebagai sumber tumbuhnya kerukunan. Akhlak sebagai hasil dari pendidikan terutama agama, membuka hati dan pikiran manusia. Manusia akan mengerti pentingnya hidup bersama dan saling menghargai. Kemudian tumbuhlah reflek terhadap segala sesuatu yang terjadi pada dirinya.

Saking pentingnya, Pemerintah Indonesia memasukkan pendidikan agama di dalam kurikulum pendidikan nasional. Tujuan utamanya adalah membekali generasi muda dengan kepribadian yang mulia. Hal ini karena tidak satu agamapun yang mengajarkan manusia untuk saling memusuhi, membunuh dan lainnya.

Pernyataan tersebut dilontarkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Mughni Labib, Rabu (15/3) saat menyampaikan materi Penumbuhan Harmonisasi dan Toleransi Umat Beragama di Pendopo Kecamatan Cipari. Acara dihadiri tokoh agama dan tokoh masyarakat lintas agama.

Merebaknya istilah radikalisme yang sering diidentikkan dengan Agama Islam akhir-akhir ini mengundang keprihatinan dari berbagai pihak. Menurutnya dipastikan ada salah satu fungsi sosial yang belum berfungsi baik. Salah satunya adalah bergesernya nilai-nilai dalam kehidupan sosial. Dahulu, nilai agama menjadi dasar utama yang menghasilkan kepribadian atau karakter yang baik.

Sekarang nilai strata sosial lebih dipandang dari segi materi. Dimana seseorang akan dianggap berhasil apabila memiliki harta melimpah atau kedudukan yang tinggi. Hal inilah yang kemudian menjadikan manusia berlomba-lomba dalam mendapatkannya. Akhlak pun menjadi hal yang tidak dipentingkan dan muncullah kerusakan moral dan radikalisme.

Sebagai solusi, Kakankemenag mengajak tokoh agama dan masyarakat untuk kembali ke jati diri bangsa Indonesia yang religius. Sehingga tidak akan menjadikan materi sebagai segala yang harus dicapai. Melainkan akhlak atau moral manusia yang baik sebagai sumber kerukunan menuju keharmonisan dalam kehidupan.(on/bd)