Ungkap Keluasan Ilmu KH. Agus Salim, KH. Wahid Hasyim dan Tokoh- tokoh Bangsa, Ganjar ajak Tauladani Kiprah Inklusif Para Founding Father Republik ini

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Humas – Upacara Peringatan HUT ke – 77 Kemerdekaan Republik Indonesia tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan tema “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”. Berlangsung di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang dengan Inspektur Upacara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Komandan Upacara Mayor Infantri Eli Purwadi, untuk Pembaca Pembukaan UUD 1945 adalah Wakil Ketua DPRD Jateng, Sukirman, dan Pembaca Doa adalah Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Mustain Ahmad, Rabu, 17/8.

Dalam kutipan sambutan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, disampaikan pertanyaan “Apakah mereka semua sepaham?” Tidak. Semua punya pemikiran dan pandangan masing-masing. Tapi demi dan untuk berdirinya sebuah negara bernama Indonesia, semua akhirnya melebur, menyatu, menata dan menyatukan niat. Tidak ada lagi yang namanya perwakilan Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, Jawa, Sunda, Maluku, Minang, Kalimantan atau Madura. Yang ada cuma satu, Indonesia.

Sungguh tidak terbayangkan apa jadinya kita saat ini jika para pendahulu kekeh, ngotot dengan ego golongannya. Apakah KH Agus Salim kurang saleh sehingga mau berteman dengan Jef Last, yang nota-bene-nya adalah seorang nonmuslim sekaligus seorang sosialis asal Belanda? Keimanan KH Agus Salim tak kurang secuilpun dengan keakraban itu. Bahkan karena kebersahajaan, karena keluasan dan kedalaman ilmu KH Agus Salim, Jef Last menerima pemahaman Islam secara kaffah, secara lengkap.

“Kurang alim apa coba KH Wahid Hasyim? Meski begitu, beliau mengutamakan persatuan antara muslim dan nonmuslim demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan masih banyak sekali tauladan yang disajikan dalam sejarah tentang kiprah inklusif para founding father republik ini dalam pergaulan sehari-hari. Termasuk dari KH. Ahmad Dahlan yang banyak melakukan pembaruan Islam di Tanah Air,” ucap Ganjar.(Sua/Rf)