
Kota Semarang (Humas) – MI Taufiqiyah menggelar Wisuda Tahfidz Juz 30 Angkatan I dengan mengangkat tema “Mewujudkan Generasi Quran dan Membentuk Akhlaq Qurani sebagai Wujud Menumbuhkan Rasa Cinta Quran pada Diri Peserta Didik” di madrasah setempat, Sabtu (23/2/2025). Wisuda tersebut diikuti oleh 50 siswa dari kelas 2-6 takhasus.
Kegiatan ini dihadiri Ketua Yayasan beserta jajarannya, Pengawas Madrasah, tokoh masyarakat, perwakilan komite dan paguyuban madrasah, serta wali wisudawan/ti.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran, rangkaian khataman, sambutan-sambutan, asroqol yang diiringi rebana Rindu Rasul, ditutup dengan pengajian dan doa oleh KH. Nur Rohim Al Abrori dari Semarang.
Siti Aropah AR, Kepala MI Taufiqiyah mengatakan, kegiatan Wisuda Tahfidz Juz 30 merupakan salah satu progam unggulan MI Taufiqiyah yang akan diadakan setiap tahun pada bulan Sya’ban. Dalam program ini diharapkan setiap peserta didik mampu hafal 3 juz dengan didampingi para guru khufadz. Hal ini bertujuan agar peserta didik semakin mencintai Alquran. “Ini semua adalah sebuah perjalanan dan perjuangan yang tidak mudah bagi peserta didik, karena mereka harus membagi waktu setiap hari untuk tetap bisa hafalan, mengikuti pelajaran baik agama maupun umum di kelas, serta beberapa kegiatan di luar madrasah. Beberapa peserta wisuda juga multi talenta karena selain hafidz/hafidzah, mereka juga berprestasi di bidang sain seperti, olimpiade matematika, pidato, pramuka, paskibra, serta olahraga taekwondo dan pencak silat,” ungkapnya.
Muhadi Noor selaku Ketua Yayasan Pendidikan At Taufiqiyah menyampaikan harapan agar ditahun selanjutnya semakin banyak siswa yang diwisuda. Ia mengimbau agar Kepala Madrasah beserta jajarannya mampu memotivasi para siswa bahwa penghafal quran akan masuk surga dan membawa 10 tiket gratis bagi keluarga terdekatnya. Ia juga memberikan apreasi kepada Kamad beserta semua asastid yang telah ngulowentah peserta didik, sehingga mampu menyelesaikan target hafalan bahkan bisa melampaui target yang ditentukan.
Amhal Kaefahmi selaku Pengawas Madrasah Kankemenag Kota Semarang dalam sambutannya berharap prestasi ini akan lebih bisa dikembangkan. “Ada progam dari Kementerian Agama, nanti semua lulusan MI minimal hafal juz 30, lulusan MTs minimal hafal 2 juz, dan lulusan MA diharapkan hafal 3 juz. Progam ini bagi madrasah besar yang mampu memberikan bisyaroh bagi asatid dipersilahkan, namun bagi madrasah kecil dan belum mampu maka akan dibantu oleh Kementerian Agama lewat Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Progam ini bisa dikembangkan bagi semua siswa hafal juz 30, khusus kelas takhassus targetnya 3 juz. Progam ini dibuat melalui analisis SWOT dan CIPPO,” tuturnya.
“MI Taufiqiyah merupakan madrasah yang istimewa, bisa dilihat dari bidang akademik melalui hasil AKMI adalah nomor 1 di Kota Semarang dengan banyak peserta didik yang membutuhkan ruang kreasi. Di bidang keagamaannya, peserta didik sudah pada taraf membudaya yakni tanpa disuruh mereka sudah melakukaan setiap kegiatan yang memang sudah menjadi pembiasaan setiap hari,” imbuhnya .
Penilaian itu diberikannya melihat dari aspek Sistem Penjamin Mutu Internal (SPMI) melalui yayasan dan pengawas, serta Sistem Penjamin Mutu Eksternal (SPME) melalui Badan Akreditasi Nasional.
Kegiatan wisuda tersebut berjalan dengan khidmat, tak sedikit dari wali murid yang terlihat meneteskan air mata terutama ketika wisudawan/wisudawati memasuki panggung untuk memulai rangkaian khataman. “Kami sangat bangga dengan kegiatan ini, terimakasih kepada para asatid yang sangat sabar dan selalu memberikan motivasi/bimbingan kepada anak-anak, semoga menjadi amal ibadah dan kedepannya MI Taufiqiyah semakin maju serta berkembang,” ungkap Solikhudin, perwakilan wali murid.
KH. Nur Rohim Al Abrori melalui mauidhohnya menyampaikan aparesiasi kepada madrasah dan Kemenag. “MI sudah mampu memproduksi generasi cinta quran. Banyak kiprah lembaga-lembaga di bawah naungan Kementerian Agama yang sangat memperhatikan perkembangan pendidikan agama, terima kasih,” ungkapnya.
Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih dan selamat kepada para wali murid.
“Apabila orangtua meninggalkan anak dalam keadaan bodoh sehingga anak berbuat maksiat, maka orang tua juga akan mempertanggungjawabkannya dikemudian hari, demikan sebaliknya,” tandasnya.(Faiq/Nba)