Yuk Simak! Filosofi Logo “Eljawa” POSPENAS IX Tahun 2022

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Humas) – Mengusung tema “Gerak Santri, Bangkit Negeri”, Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (POSPENAS) IX Tahun 2022 menggunakan Elang Jawa sebagai maskotnya, disebut sebagai “Eljawa”. Nantinya POSPENAS IX Tahun 2022 akan di gelar di Kota Surakarta, Jawa Tengah apad 23-27 November 2022.

“Eljawa” atau Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran sedang dari keluarga Acciptridae  dan genus Nisaetus yang endemik  di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.

Elang Jawa melambangkan kegagahan, kemandirian, kompetitif, dan ketangguhan. Elang juga memiliki mata yang tajam dan luas (visioner). Diharapkan dapat menginspirasi peserta POSPENAS IX Tahun 2022.

Berikut adalah filosofi dari logo “Eljawa” POSPENAS IX Tahun 2022:

  1. Obor : merupakan logo resmi POSPENAS
  2. Sayap terbuka:  mengajak untuk transparan, akuntabel, obyektif, sportif, dan bekerja keras dalam penyelenggaraan POSPENAS IX Tahun 2022
  3. Pakaian Adat : menunjukkan identitas Jawa Tengah, bahwa POSPENAS IX Tahun 2022 dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah.
  4. Blangkon : istilah blangkon berasal dari kata ‘blangko’, dipakai untuk merujuk pada sesuatu yang siap pakai. Sebab awalnya penutup kepala ini memang tidak bisa langsung dipakai begitu saja. Melainkan diikat melalui proses pembuatan simpul yang cukup rumit. Blangkon mengisyaratkan jagad gedhe, sedangkan kepala yang ditumpanginya mengisyaratkan jagad alit. Sebab dalam peranan manusia sebagai khalifah, kita membutuhkan kekuatan Tuhan. Blangkon menyimbolkan kekuatan Tuhan yang diperlukan bila manusia ingin menjalankan tugasnya untuk mengurus alam semesta.
  5. Beskap : merupakan bagian dari pakaian Jawi Jangkep. Namun seiring berjalannya waktu, beskap seringkali dipakai oleh pria secara terpisah. Warna kain yang sering digunakan untuk membuat beskap adalah polos atau hitam. Dengan desain sederhana dan kerah lurus tanpa lipatan, model beskap dibuat tidak simetris sebagai berjaga-jaga untuk menyimpan keris. Motif merah putih menggambarkan nasionalisme dan menjunjung tinggi keutuhan NKRI.
  6. Keris: merupakan salah satu senjata tradisional Jawa Tengah adalah keris. Gagang keris dibuat menghadap ke kanan sebagai perlambang kecenderungan terhadap kebenaran. Kemudian ujung gagangnya seakan menunduk ke bawah untuk menandakan kerendahan hati manusia yang membawanya. Meskipun membawa senjata, pria yang menggunakan keris harus memiliki kerendahan hati.
  7. Bawahan Batik Kawung : motif batik kawung pada kain sarung memiliki makna penggambaran terjadinya kehidupan manusia. Penggunaan motif batik kawung juga memiliki pesan bagi penggunanya agar tak melupakan asal-usulnya. Selain itu, motif batik kawung juga menjadi lambang keperkasaan dan keadilan, melaksanakan tugas dengan ikhlas tanpa pamrih.
  8. Sandal Selop (Canela) : canela singkatan dari kata “canthelna jroning nala” yang artinya peganglah kuat dalam hatimu. Canela dikenakan sebagai alas kaki yang memiliki makna bahwa dalam menyembah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hendaklah dari lahir sampai batin. Dalam hati hanyalah sumeleh (pasrah) kepada kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Selop digunakan untuk menutup jari kaki, sedangkan bagian belakang tumit terbuka. (ps/rf)