Ziarah, Kenalkan Siswa akan Sejarah Kebudayaan Islam

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang, Minggu (15/1/2023) Surya Dharma Perwanida, drumband dari RA Perwanida 03 Semarang, melakukan ziarah ke Makam Sunan Kalijaga Raden Sahid yang berlokasi di Kelurahan Kadilangu Kabupaten Demak.

Menurut Siti Mujiyah, guru RA Perwanida 03, ziarah dilaksanakan selepas mengikuti kegiatan konser drumband yang digelar di Kabupaten Kudus. “Tadi, anak-anak mengikuti konser drumband yang diselenggarakan oleh Persatuan Drumband Kudus. Awalnya anak-anak mau kami ajak ziarah ke Menara Kudus, tapi karena lokasi pelaksanaan konser drumband agak jauh dari Menara Kudus, jadinya anak-anak ini kami ajak berziarah ke Kadilangu, sekalian arah pulang ke Semarang, supaya mereka tidak kelelahan,” tuturnya.

Dalam ziarah tersebut, anak-anak didampingi pula oleh orang tua masing-masing.

Muji menerangkan, tujuan ziarah untuk mengenalkan peserta didik terhadap sejarah kebudayaan Islam. “Kami mencoba mengenalkan tentang sejarah kebudayaan Islam kepada anak-anak. Pada kesempatan ini, kami ajak mereka berziarah ke makam Sunan Kalijaga di Kadilangu Demak, supaya mereka tahu siapa itu Sunan Kalijaga, dan apa kiprahnya dalam perkembangan Islam di Pulau Jawa,” ujarnya.

Muji menuturkan, makam dan masjid Kadilangu Demak berlokasi kurang lebih 2 km dari pusat kota, sedangkan makam Sunan Kalijaga berada di halaman belakang. “Makam-makam disusun dalam beberapa halaman yang disekat tembok, sebagai ciri khas makam raja atau pejabat masa itu, dimana makam utama terletak di halaman paling belakang. Untuk masuk ke makam Sunan Kalijaga, harus melewati tiga pintu gerbang,” terangnya.

Ia mengungkapkan, peserta didiknya sangat antusias mengikuti ziarah tersebut. “Alhamdulillah anak-anak sangat senang mengikuti kegiatan ini. Mereka memperhatikan setiap ornamen yang ada di area makam, jika ada hal yang menarik menurut mereka, tak segan-segan mereka pun bertanya kepada kami. Kami berusaha menjelaskannya sebisa mungkin,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu pula, anak-anak berdoa bersama. “Dengan berziarah, tidak hanya mengenalkan kebudayaan Islam, tetapi juga mengenal tentang kematian, yaitu suatu fase yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup. Sebagai gambaran bagi mereka, bahwa nanti jika sudah meninggal, mereka hanya akan ditempatkan di ruang yang sangat sempit. Dan hanya amal kebaikanlah yang akan menjadi penolong bagi mereka. Kami kenalkan ini, supaya anak-anak semakin rajin dalam mengaji dan juga salat,” pungkasnya.(Muji/NBA/bd)