TUHAN PERLU DI BELA ??
Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang punya nilai toleransi yang sangat tinggi, dengan latar belakang negara yang memiliki sejarah panjang dalam terbentuknya, melibatkan perjuangan banyak pihak dalam memperjuangkannya. Perasaan yang sama dalam hal ingin mendapatkan kemerdekaan inilah membuat semua pihak, tidak melihat akan latar belakang Suku, Agama, Ras dan golongan. Semuanya terpanggil dengan sadar, apapun yang dimiliki akan diperjuangkan , bahkan nyawa pun akan rela dikorbankan demi satu hal yaitu untuk membela negara.
Bela Negara bukanlah sesuatu yang dipaksakan melainkan dengan dasar ketulusan hati, demi satu tujuan yang sama yaitu kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Jadi dapat digaris bawahi bahwa Membela dilandasi oleh satu tujuan yang sama. Sehingga orang –orang yang memiliki kesamaan tujuan akan bergabung dengan sadar dan iklas untuk bersama – sama mencapai tujuan.
Bagaimana dengan kehidupan beragama, tentunya orang memilih agama apapun karena ajaran agama tersebut idealnya sesuai dengan kesesuaian hati untuk mengikutiNya. Dan semua agama kalau dilihat dari asal katanya yang berarti “ tidak kacau “, jadi ketika orang memilih agama dan menjalankan agama tersebut tentunya tujuannya untuk hidupnya tidak kacau , dalam bahasa agama mencapai damai di diri yang tentunya menjadi sumber bagaimana menciptakan kedamaian dunia yang merupakan cita – cita semua agama yang ada di dunia ini.
Begitu juga ketika menilik dimana ajaran agama muncul, sebagian besar ajaran agama yang muncul di dunia ini berasal dari kondisi daerah, kerajaan atau negara yang kacau. Wahyu Tuhan diturunkan melalui Nabi atau Para Suci pilihan Tuhan yang di berikan amanah untuk menyebarkan kedamaian di dalam suatu daerah, kerjaan atau negara yang pada saat itu sedang kacau, tujuannya adalah agar ajaran kebaikan ini menyebar ke semua orang yang saat itu.
Nabi Kongzi sebagai Tianzhimuduo dalam menjalankan wahyu Tian, tentu tujuannya adalah merubah kondisi yang ada pada negeri-negeri saat itu, beberapa pemimpin negeri pada saat itu ingkar dari jalan suci, ada yang hanya bersenang – senang untuk kepentingan pribadi dan keluarga saja, pajak dibebankan berat kepada rakyat, pemimpin tidak pernah memperhatikan kepentingan rakyat, mereka hanya dilindungi oleh kekuasaan militer yang dipersenjatai untuk mengintimidasi rakyat.
Melihat kondisi ini membuat Nabi Kongzi yang telah menerima Wahyu Tian, diggerakkan berkeliling negeri untuk menyebarkan nilai-nilai kebajikan untuk merubah kondisi yang ada.
Lun Yu : Jilid XII : 19
- Kwi Khongcu bertanya tentang pemerintahan kepada Nabi Kongzi “ Bagaiamanakah bila dibunuh orang yang ingkar dari jalan suci, untuk mengembangkan Jalan Suci ?’
- Nabi Kongzi menjawab, “ Kamu memangku jabatan pemerintahan mengapa harus membunuh ? bila kamu berbuat baik, niscaya rakyat akan mengikuti berbuat baik. Kebajikan seorang pembesar laksana angin dan Kebajikan rakyat laksana rumput, kemana angin bertiup, kesitu rumput mengarah!”
Nabi Kongzi rela meninggalkan apa yang dimiliki demi satu tujuan supaya negeri – negeri ini dapat mencapai kedamaian, Berbuat kebajikan adalah caranya merubah kekacauan yang ada, tetapi Nabi Kongzi mengajarkan bukan dengan kekerasan, apalagi sampai membunuh orang yang tidak sesuai dengan jalan suci. Tetapi dengan mengajarkan kebajikan kepada Pimpanan sebagai teladan, maka rakyat akan mengikuti keteladanan yang dilakukan oleh pimpinan.
Apakah Tuhan perlu dibela dalam konsep agama Khonghucu ?
Meneladani Nabi Kongzi yang dengan sepenuh hati mengabdikan hidupnya untuk mengajarkan kebajikan , tentunya yang dibela adalah bagaiaman manusia dapat berbuat kebajikan dalam kehidupan, bukan Tuhan yang dibela, melainkan apa yang membuat Tuhan berkenan, dimana dalam konsep agama Khonghucu Hanya dalam kebajikan yang dapat menggetarkan Tuhan atau Tuhan akan berkenan.
Perlukah Tuhan dibela ?
Bukan Tuhan yang dibela, karena Tuhan adalah Maha Segalanya tidak perlu dibela, yang perlu dibela dan diperjuangkan adalah hal apa yang membuat Tuhan berkenan kepada manusia, dalam konsep Agama Khonghucu yang perlu dibela adalah menegakkan kebajikan dan membuat nilai manusia menjadi lebih manusiawi dengan hidup Zhong ( satya ) yang berhubungan vertikal dengan Tian dan Shu ( tepa sarira ) yang berhubungan horisontal dengan sesama manusia dengan Memanusiakan Manusia
Nilai Kebajikan yang perlu ditegakkan dan dalam kehidupan yang dibela adalah ketika dapat menegakkan nilai kemanusiaan tanpa menghakimi sesama ciptaan yang sama dihadapan Tuhan
Mari tegakkan nilai kemanusia dalam laku kebajikan, karena hanya kebajikan Tuhan berkenan. Wei De Dong Tian. Ws. Andi Gunawan, ST. CM.NNLP (Guru, Dosen, Pembicara agama dan penyuluh non PNS Agama Khonghucu)