Semarang (Humas) – Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, secara resmi meluncurkan Program Dialog Lintas Agama “Joglo Jateng” (Jagongan Slow Kanwil Kemenag Jawa Tengah) pada Senin (8/12/2025) di Aula Majeng Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah.
Peresmian ditandai secara simbolis dengan pemukulan gong oleh Menteri Agama, disambut tepuk tangan meriah para tamu undangan.
Joglo Jateng merupakan program strategis yang mengusung dialog lintas iman, budaya, serta pendekatan humanisme sebagai bagian dari implementasi Early Warning System, Asta Cita, dan Asta Protas Kementerian Agama dalam memperkuat moderasi beragama serta mencegah potensi konflik berbasis agama.
Persembahan Lagu “Algoritma & Wahyu” oleh ASN Lintas Agama
Peluncuran Joglo Jateng dimeriahkan dengan penampilan lagu “Algoritma & Wahyu (Jiwa yang Merindu)”, sebuah karya yang terinspirasi dari puisi Menag berjudul Ketika Algoritma Lebih Kuat Daripada Wahyu. Lagu ini dibawakan secara harmonis oleh enam ASN lintas agama:

Alifa – Islam
Hana – Kristen
Ade – Budha
Okta – Islam
Kadek – Hindu
Salindri – Katolik
Perwakilan Konghucu akan bergabung pada penampilan berikutnya. Penampilan lintas agama tersebut menghadirkan suasana kebersamaan yang hangat dan menegaskan pesan kerukunan.
Joglo Jateng dirancang sebagai ruang dialog santai dan ringan antarpemeluk agama, intra-agama, serta antara umat beragama dan pemerintah. Program ini dikemas dengan nuansa seni budaya sebagai pendekatan yang lebih humanis dan membumi—mengedepankan semangat “Beda Argumentasi, Cinta Tetap di Hati.”

Menag Nasaruddin Umar menekankan pentingnya menghidupkan kembali dialog antarumat beragama sebagai upaya memperkuat toleransi, menciptakan harmoni sosial, sekaligus mendeteksi dini potensi konflik yang berbasis agama.
Lagu “Algoritma & Wahyu” merupakan lagu resmi pengiring Program Joglo Jateng. Lagu ini menjadi identitas kultural Joglo Jateng sekaligus pengingat bahwa teknologi harus berjalan seiring dengan nilai-nilai spiritualitas dan kemanusiaan.
Dengan hadirnya Joglo Jateng, Kanwil Kemenag Jawa Tengah memperkenalkan wajah baru Kemenag yang lebih lembut, toleran, artistik, dan kolaboratif. Program ini diharapkan menjadi ruang strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, tokoh agama, seniman, budayawan, organisasi keagamaan, dan masyarakat lintas iman.
Joglo Jateng menjadi bukti bahwa dialog dapat dilaksanakan dengan cara yang hangat, inklusif, dan penuh cinta yang hadir untuk menjaga harmoni Indonesia.







