Semarang (Humas) – Kegiatan studi kajian dan diskusi adalah salah satu kegiatan yang memberikan manfaat sebagai upaya peningkatan kinerja sebuah instansi. Pelaksanaan studi kajian melalui berbagai petimbangan diantaranya kredibilitas dan capaian kinerja instansi yang dikunjungi.
Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Kalimantan Selatan melakukan kunjungan ke Bidang PHU Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah sebagai ajang diskusi dan edukasi.
“Kita berupaya kegiatan studi kajian bukan sekedar kunjungan menerima
penjelasan dan selesai, namun ada edukasi yang dirasakan bersama sebagai upaya peningkatan layanan kinerja untuk operasional penyelenggaraan haji kedepan,” jelas Fitriyanto selaku Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya, Rabu (27/8/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Fitriyanto menyampaikan harapannya agar forum kunjungan ini mampu merumuskan langkah-langkah strategis demi peningkatan kualitas layanan dan menjamin keberlanjutan penyelenggaraan ibadah haji masa depan.
“Kami berharap dari kegiatan ini lahir gagasan yang lebih inovatif tidak hanya memperbaiki layanan, tetapi juga memastikan keberlanjutan positif bagi pelaksanaan ibadah haji di tahun depan,” ujarnya.
Ketua Tim Kerja Administrasi Dana Haji dan Sistem Informasi Bidang PHU Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan, Fahriannor, menyoroti 2 aspek
dalam penyelenggaraan haji, yaitu Pola Penganggaran Rincian Output Petugas Haji Profesional dan Kebijakan Pelaksanaan Rekrutmen Petugas Haji.
Menurutnya kedua hal tersebut menjadi bagian dalam menciptakan petugas haji yang professional dan nantinya bermuara kepada pelayanan haji yang
berkualitas.
“Ibadah haji adalah tugas besar yang melibatkan Jemaah Haji dan Petugas
Haji, baik di tanah air maupun di Arab Saudi. Maka, dibutuhkan manajemen yang terstruktur dan sistematis untuk menjamin ketertiban, keamanan, dan mutu pelayanan,” tegas Fahriannor.
Pelaksanaan layanan jemaah haji tahun ini mendapat sorotan positif, terutama terkait implementasi skema One Stop Service (OSS) di Embarkasi Solo yang mendapatkan penghargaan dan dinilai berhasil menciptakan pengalaman awal yang baik bagi para jemaah. Fitriyanto menjelaskan pentingnya fungsi asrama haji sebagai pintu gerbang awal layanan haji di tanah air.
“Kita adalah etalase pertama di Tanah Air sebelum Jemaah Haji diberangkatkan ke Tanah Suci,” ujar Fitriyanto.
“Kesan pertama yang baik sangat menentukan kelancaran layanan haji
secara menyeluruh, termasuk proses pemulangan nantinya. Hal ini menunjukkan bahwa asrama haji memegang peran vital dalam memberikan pengalaman awal yang nyaman bagi Jemaah Haji,” tambahnya.
Skema One Stop Service (OSS) yang diterapkan mencakup pelayanan terintegrasi dari berbagai instansi, mulai dari pemeriksaan kesehatan, pengecekan dokumen, pembagian gelang identitas, penyerahan living cost, hingga proses masuk kamar. Model ini dinilai berhasil mempermudah alur layanan dan mengurangi kebingungan di kalangan jemaah.
“Seperti yang kita tahu, penyelenggaraan haji adalah layanan pekerjaan satu kesatuan dari berbagai stakeholder. Maka koordinasi yang baik menjadi kunci,” sambut Fahri.
“Seperti halnya koordinasi teknis dalam penanganan open seat, dimana penyiapan Jemaah Haji cadangan sudah kami rancang jauh hari bersama
para Kabupaten/Kota. Namun tantangan di lapangan seperti faktor jarak seringkali menjadi kendala. Karena itu, kami selalu menyiapkan opsi-opsi lain agar tidak terjadi open seat dalam satu penerbangan,” pungkasnya. (Vid/S)









