“Janganlah seseorang menghidupkan kembali masa lalu atau membangun harapan di masa depan; Karena masa lalu telah ditinggalkan dan masa depan belum dicapai; Melainkan lihatlah dengan pandangan terang, tiap-tiap kondisi yang muncul saat ini” (Bhaddekaratta Sutta).
Tahun 2021 hampir sampai di penghujung. Berbagai fenomena telah kita lewati, baik fenomena yang membahagiakan maupun tidak membahagiakan, menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Hampir dua tahun kita berjuang melawan pandemi, yang sampai kini belum juga usai. Untuk itu, mari kita selalu menjaga protokol kesehatan, mengikuti vaksinasi, dan tetap berbuat baik.
Kalau kita mau menilik ke belakang, tentu saja tahun 2020 dan 2021 adalah tahun yang berat bagi kita semua, bukan saja di Indonesia, melainkan bagi seluruh negara di dunia. Covid-19 nyata-nyata telah merenggut kebahagiaan manusia. Kematian akibat Covid-19 di Indonesia menunjukkan angka 143.299 di tanggal 27 Oktober 2021 (https://www.kemkes.go.id/, diakses tanggal 28 Oktober 2021). Tetapi, apakah kita akan terus saja larut dalam kesedihan itu? Bukankah tujuan hidup manusia adalah memperoleh kebahagiaan?
Buddha mengajarkan, bahwa salah satu cara untuk memperoleh kebahagiaan adalah dengan hidup saat ini. Karena, selalu saja memikirkan dan mengenang sesuatu yang telah berlalu dan berharap pada sesuatu yang akan datang cenderung menimbulkan kegelisahan, kekecewaan, keputusasaan, dan depresi yang pada akhirnya membuat hidup kita menjadi tidak damai dan tidak bahagia secara batiniah maupun jasmaniah.
Bagaimana seseorang menjalani hidup saat ini? Menyadari kekinian, bersemangat, dan berjuang dengan sungguh-sungguh atas segala sesuatu yang sedang dilakukan. Optimalkan kekuatan/kapasitas saat ini untuk mengubah masa depan yang lebih baik. Lakukanlah yang terbaik, nikmati prosesnya, fokuslah mengerjakan hal sebaik mungkin, karena ketika kita melakukan yang terbaik, maka masa depan yang baik akan mengikuti. Perbaiki masa lalu yang negatif menjadi positif. Ketika kemarin gagal dalam suatu usaha, maka saat ini adalah waktu yang tepat untuk berusaha kembali dengan cara yang lebih baik. Pengalaman hidup orang lain juga dapat menjadi pembelajaran bagi kita, baik itu negatif maupun positif. Jadikan kekurangan kita maupun kekurangan orang lain, sebagai motivator pada saat ini.
Ketika kita hidup disini dan saat ini, kesadaran pun muncul dan berkembang, dan menanggapi secara tepat dan jernih, apa yang sedang terjadi. Dengan hidup saat ini, kita juga akan dapat menerima perubahan kondisi fisik maupun mental, yang secara alamiah mengalami perubahan. Seiring usia, jasmani kita akan mengalami kerapuhan, dari sehat menjadi sakit-sakitan, dari cantik menjadi tidak cantik, dan sebagainya. Begitu juga mental, dari seorang manusia cerdas mungkin saja akan semakin pikun atau mudah lupa terhadap sesuatu.
Hidup saat ini, bukan menolak masa lalu, dan masa depan, tetapi hidup saat ini adalah masa transformasi kita untuk memperbaiki masa lalu, sehingga akan memperoleh masa depan yang lebih baik.
“Semoga Semua Makhluk Berbahagia”
Penulis : Jumi’ah (Penyuluh Buddha Kankemenag Kab. Pati)
Editor : Athi’ Mufida