081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

ASN Kemenag Diminta Teladani RA Kartini

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar – Peringatan Hari Kartini yang dilaksanakan setiap tahun harus dimaknai sebagai ajang peningkatan potensi diri, tidak hanya sekedar kegiatan seremonial yang berlalu begitu saja tanpa adanya manfaat. Hal tersebut diungkapkan oleh Kasubbag TU, H. Wiharso kepada ASN Kemenag Karanganyar saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kartini ke139 di halaman kantor, (25/04).

Peringatan Hari Kartini yang sejatinya jatuh setiap tanggal 21 April harus ditunda empat hari kedepan berdasar edaran dari Pemkab Karanganyar. Hal ini guna membersamai peringatan Hari Otonomi Daerah ke-22 yang jatuh pada tanggal 25 April.

Dalam pembinaannya, Kasubbag TU mengatakan agar ASN Kemenag meneladani sikap-sikap yang sudah ditunjukkan oleh RA. Kartini. Menurutnya, teladan dari Kartini masih relevan diterapkan dimasa kini, dizaman era globalisasi mulai melunturkan jati diri bangsa.

“Kami rasa teladan yang diberikan oleh RA Kartini masih relevan diterapkan masa kini. Terlebih era globalisasi yang banyak membawa pengaruh dan budaya luar mengakibatkan kita kehilangan jati diri sebagai Bangsa Indonesia. Oleh karenanya penting bagi untuk menjalankan apa yang sudah diajarkan RA Kartini.” terang Wiharso.

Lebih lanjut Kasubbag TU mengatakan bahwa setidaknya ada lima nilai positif yang dapat diteladani, diantaranya adalah Sederhana, Berani & Optimis, Independen & Mandiri, Cerdas & Berwawasan Luas serta Inspiratif.

“Dengan meneladani kelima nilai yang didapat dari perjuangan RA Kartini, saya yakin Kementerian Agama akan semakin baik dan baik lagi karena ASN dijajarannya memiliki jiwa dan kepribadian yang sesuai dengan Budaya Kerja Kementerian Agama”, tambahnya.

Pada kesempatan ini, seluruh petugas upacara peringatan Hari Kartini dilaksanakan oleh ASN perempuan, kecuali Inspektur yang tidak lain adalah Kasubbag TU. Adapun pegawai yang mengikuti upacara mengenakan seragam adat, dimana laki-laki berpakaian beskap landung dan perempuan dengan kebayanya. (ida-hd/Wul)