Islam Itu Toleran Bukan Arogan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kebumen – Islam Itu toleran bukan arogan, demikian disampaikan Muslichudin selaku pembina Kelompok Kajian Islam  MAN 1 Kebumen dalam sambutannya pada peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW secara virtual Sabtu (27/02). Mengusung tema “Sholat mengajarkan Islam yang Ramah, Bukan Islam yang marah-marah,” gelaran ini diikuti sekitar 1000 peserta melalui Live Streaming Channel Youtube MAN 1 Kebumen yang disiarkan dari Aula setempat.

Muslichudin berharap seluruh peserta betul-betul dapat memahami Islam yang Rahmatan lil ‘alamin bukan Islam yang sering marah-marah. “Islam itu toleran bukan arogan,” tegas Muslichudin dalam sambutannya.

Dikatakannya bahwa saat ini generasi kita dihadapkan pada arus globalisasi, perkembangan teknologi informasi sangat cepat, dan tentu akan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya, baik idiologi, moral/sopan santun, norma dan sebagainya. Untuk itu tentu dibutuhkan iman yang kuat dan pemahaman ajaran agama yang baik dan benar. Dibutuhkan benteng yang kuat untuk menahannya.

Sementara itu Kepala MAN 1 Kebumen H. Sodikun dalam pembinaannya menyampaikan pentingnya peringatan Isra Mi’raj ini. “Peringatan ini penting untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita, utamanya untuk meningkatkan kualitas dan kedisiplinan kita menjalankan sholat lima waktu, kalau kita disiplin menjalankannya InsyaAllah kita akan terhindar dari perbuatan tercela, sholat akan membentengi kita,” ujarnya  .

Harapannya dengan peringatan ini peserta didik dapat mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya, setidaknya dapat meningkatkan kedisiplinan dan pemahaman siswa dalam menjalankan sholat lima waktu. Walaupun digelar secara virtual dia berharap semoga seluruh peserta dapat menyimak dari awal hingga akhir.

Senada dengan Kepala Madrasah, KH. Fachrudin dalam ceramahnya menerangkan bahwa peristiwa Isra Mi’raj ini memiliki banyak kemuliaan yaitu kemuliaan waktu, kemuliaan akhlak dan kemuliaan tempatnya. Peringatan Isra Mi’raj sebaiknya dimaknai untuk memperbaiki kualitas sholat dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.

 “Sebagai umat Nabi Muhammad S.A.W. kita harus berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunah Nabi yang berisi kewajiban untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya,” terang Ky. Fahrudin.

Isra Mi’raj sendiri merupakan perjalanan di malam hari yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ke Shidratul Muntaha di langit ke tujuh. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena misi perjalanan ini terbingkai dalam sholat lima waktu yang Allah SWT perintahkan kepada kita melalui Nabi Muhammad SAW.

“Sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk memperingati, mengenang, dan mengagungkan peristiwa Isra Mi’raj yang menjadi simpul sejarah umat Islam sepanjang peradaban kehidupan manusia,” pungkasnya.(tt/fz/qq).