MTSN 8 Kebumen Gelar Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Abad 21

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kebumen – Dewasa ini mau tidak mau guru harus berakselerasi melakukan adaptasi  mengikuti perkembangan teknologi informasi. Pandemi covid-19 menjadi pelajaran berharga, betapa guru harus dihadapkan pada situasi terkini bahwa mengajar dan mendidik peserta didik tidak selamanya terbatas pada ruang dan waktu. Pesatnya perkembangan teknologi membawa perubahan peradaban baru yang sangat pesat di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Lahirnya berbagai macam platform semakin memudahkan manusia untuk mencari informasi dan berkomunikasi.

Demikian dijelaskan Muhiban Kepala MTs Negeri 8 Kebumen Kebumen di sela-sela kegiatan “Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Abad 21 Melalui Penerapan Strategi PAIKEM, Pembelajaran Berbasis IT, dan Strategi Penyusunan Soal HOTS”.

“Kegiatan workshop ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru dalam beradaptasi secara cepat dengan perkembangan teknologi informasi,  Al-Qur’an pada surah Ar-Rahman ayat 33 telah mengilhami kita bahwa  manusia dan jin telah didorong dengan segala kemampuan untuk bisa menembus penjuru langit dan bumi. Bagaimana caranya, salah satu kekuatan yang dapat menembusnya adalah kekuatan dan kemampuan kita dalam menguasai teknologi informasi. Guru harus siap  dengan perkembangan teknologi informasi tersebut,” tandas Muhiban seraya membacakan ayatnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Muarif Suhada menjelaskan bahwa kegiatan workshop   diikuti oleh 47 guru selama empat hari dengan durasi waktu 32 JPL, yakni mulai tanggal 17-18 dan dilanjutkan tanggal 23 -24 November 2021, dengan narasumber dari Kepala Kankemenag, Ketua MKKS SMP Kab. Kebumen, Tim Penyusun Soal AKMI Nasional Suyitman dkk, serta narasumber dari internal MTsN 8, antara lain Muarif Mahmud Suhada, Arif Hidayat Akbar, Joni Setiyawan, dan Ahmad Faoji.  

“Alhamdulillah para guru semangat mengikuti workshop, dua hari pertama para guru antusias mengikuti rangkaian materi yang disajikan oleh para narasumber, tentu dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat, mengingat kegiatan dilaksanakan masih pada masa pandemi covid-19, dua hari berikutnya tanggal 23 -24 November nanti mudah-mudahan tidak surut semangatnya,” ungkapnya.

Disinggung tentang materi yang sudah berjalan Muarif menyampaikan bahwa pada hari pertama materi telah disampaikan oleh Martiyono Ketua MKKS SMP Kabupaten Kebumen tentang  teori dan praktik pembelajaran abad 21 dengan strategi PAIKEM. Menurut Muarif, Martiyono menjelaskan bahwa, PAIKEM sempat booming pada tahun 2005 hingga 2012, dan menjadi kurang popular karena tergerus oleh lahirnya Kurikulum 20013. Meski demikian tuntutan guru untuk mendidik dan mengajar yang menyenangkan dan kreatif selalu relevan, sehingga PAIKEM tetap harus menjadi strategi pembelajaran yang ideal.

Pada hari kedua, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen H. Panut berkesempatan juga memberikan materi sekaligus motivasi pada para peserta workshop. Dengan semangat Panut menyampaikan bahwa guru harus menjadi pribadi yang menyenangkan bagi peserta didiknya. Oleh karena itu beliau berpesan agar guru menghindari kesalahan-kesalahan fatal saat melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di madrasah. Beberapa kesalahan-kesalahan yang perlu dihindari tersebut antara lain: Guru sering mengambil jalan pintas.

“Guru jangan “los stang” saat mengajar, artinya ketika guru mengajar harus memiliki perencanaan yang dituangkan dalam RPP dan perangkat pembelajaran lainya”, ungkapnya dengan gaya canda khasnya.

Kesalahan berikutnya lanjut Panut adalah guru sering melakukan destructive discipline, mendisiplinkan peserta didik tapi justru merusak kedisiplinan. “Guru mengambil tindakan tetapi melakukan pelanggaran. Mendisiplinkan anak tidak mengerjakan PR misalnya, tetapi justru menyuruh anak keluar dari ruang kelas. Tindakan ini justru membuat anak akan selalu ketagihan tidak mengerjakan PR, karena merasa lebih nyaman di luar kelas,” tandas Panut.

Berikutnya yang harus dihindari guru menurut Panut, guru merasa paling pintar. “Dunia sudah begitu terbuka, melalui dunia maya terkadang peserta didik lebih cepat mengetahui informasi dari gurunya. Maka tantangan sekaligus tugas guru di abad 21 ini adalah melakukan akselerasi adaptasi dengan perkembangan teknologi informasi, terus mengembangkan kapasitasnya  sekaligus harus tetap menjadi teladan bagi peserta didiknya,”tegasnya.

Keempat yang harus dihindari  menurutnya, guru yang diskrimatif terhadap peserta didiknya. “Guru harus moderat, beri keteladanan bagi peserta didiknya tentang sikap, perilaku, tindakan keseharian yang moderat. Pahamkan kepada peserta didik untuk menghormati sesama manusia, menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendak, dan menghayati kebhinekaan, serta mengutamakan persaudaraan kemanusiaan dan kebangsaan,” jelas Panut.

Sementara itu salah satu peserta workshop Ratih Yuli Rosanti guru Seni Budaya,  memberikan apresiasi atas diselenggarakannya workshop. Menurut Ratih, workshop pengembangan kompetensi guru sangat dibutuhkan untuk memberikan motivasi kepada guru dalam pelaksanakan pembelajaran secara bermakna guna peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan siswa sesuai dengan yang diharapkan.  “Bismillah, kami akan mengikuti kegiatan workshop ini sampai hari keempat nanti, agar kami dapat mengembangkan pengetahuan secara teoritis sekaligus praktis bagaimana keterampilan guru yang dibutuhkan dalam mendidik dan mengajar di abad 21 ini.” Kata Ratih penuh semangat.(fz).