081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Kakanwil : “Menghadapi Era 4.0 Tiga Amal Madrasah Harus Diwujudkan di Jawa Tengah19

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kebumen – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah H. Musta’in Ahmad hadir dan memberikan sambutan pengantar diskusi dalam Webinar FGD (Fokus Grup Diskusi) MTs Negeri 4 Kebumen pada Sabtu, (19/02) melalui Zoom Meeting. Bedah Buku dan dilanjutkan pembukaan Workshop ilmiah ini mengankat tema : Guru Inspiratif 4.0 Gila Membaca, Gila Menulis, bersama narasumber yang juga penulis buku Prof. Ngainun Na’im Guru besar Filsafat Islam STAI Tulungagung Jawa Timur dan H. Ibnu Asaddudin Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen,

Kegiatan ilmiah ini direspon sangat baik oleh kalangan civitas pendidikan di Kabupaten Kebumen, Meski melalui webinar, terbukti dari kapasitas maksimal  hanya untuk 100 undangan peserta, tetapi yang menghubungi panitia untuk turut bergabung jauh melebihi batas kuota yang ditetapkan, yang tidak bisa masuk bergabung dalam zoom meet pun rela mengikuti lewat live streaming MTsN 4 Kebumen TV.

Mengawali sambutannya Kakanwil H. Musta’in Ahmad mengungkapkan,“Kegiatan ilmiah merupakan warna khas di lembaga pendidikan”, jelasnya

Diungkapkan juga oleh Kanwil, ada tiga amal madrasah yang harus ada pada madrasah di Jawa Tengah.Pertama yaituKeislaman dan Keindonesiaan, dalam satu tarikan nafas bahwa NKRI dan Pancasila bagi ummat Islam adalah ikhtiar final yang sudah tidak perlu diperdebatkan.

Kedua Keilmuan dan Kemodern-an, warga madrasah tidak boleh berhenti membaca dan berhenti menulis, warga kementerian agama bukan hanya diminta berlari kencang tetapi harus berani melakukan lompatan dalam merespon perkembangan ilmu dan teknologi.

Menyikapi ini, meminjam istilah Gus Men (panggilan akrab kepada Menteri Agama RI), Kakanwil meminta para pelaksana dan menejer dilapangan termasuk Kakankemenag dan para kepala madrasah untuk bijak dalam mengakselerasi dengan memastikan persiapan optimal dalam melakukan ‘gerak kereta api cepat’.

“Yang berangkat harus tepat waktu, yang terlambat ditinggal, yang menghadang diterjang dan hanya akan berhenti ketika sudah sampai, ini untuk menjawab harapan masyarakat”. Ungkap Kakanwil dengan penuh semangat dalam penyampaian open statement pada Webinar tersebut.

Ketiga, madrasah harus berkolaborasi bersama masyarakat untuk memberikan pelayanan terbaiknya, dan tidak boleh seperti menara gading.

Dalam webinar ini Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah H. Musta’in Ahmad juga menyatakan terimakasihnya kepada Bupati Kebumen H. Arif Sugiyanto melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen yang berkenan hadir.

Musta’in juga mengungkapkan rasa cintanya kepada MTs.N 4 Kebumen dan warga Kebumen sebagai alasan utama untuk mewajibkan dirinya turut hadir dalam webinar ini dengan berpantun.“Bukan selendang sembarang selendang, selendang dipandang dekat dimata, saya datang bukan sembarang datang, Kakanwil datang karena cinta”, ungkapnya.

Awalnya Kakanwil sedikit menyangsikan MTs N 4 Kebumen menyelenggarakan kegiatan ilmiah berbasis pada IT seperti webinar ini, namun kini berubah menjadi optimisme setelah melihat fakta dan semangat guru dan pegawai MTs N 4 Kebumen dan respon peserta webinar yang sangat antusias luar biasa.

“Madrasah tidak boleh merasa rendah diri, kita pasti mampu menyesuaikan dengan detak perubahan revolusi Industri 4.0,” pungkas Musta’in sambil menekan pentingnya para guru dan pengelola madrasah untuk terus selalu belajar mentransformasi diri.

Sementara itu, Kepala MTsN 4 Kebumen H. Mahmudin yang juga penanggungjawab kegiatan ilmiah dalam orientasi kegiatannya menjelaskan, bedah buku ini dilaksankan untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya membaca dan menulis bagi guru di lingkungan kementerian Agama Kabupaten Kebumen pada umumnya dan MTsN 4 Kebumen khususnya.

Disampaiakan juga, berdasarkan hasil riset internasional untuk mengukur mutu pendidikan sekolah tingkat menengah SMP/MTS yang dikeluarkan The Program for International Student Assessment (PISA) bahwa kesadaran membaca pada tingkat pendidikan menengah pada usia 15 tahun, baqngsa Indonesia menempati ranking 71 dari 80 negara yang diteliti.

“Ini sangat memperihatinkan, dan alasan inilah yang mendorong kami melaksanakan kegiatan ini,” ungkap H. Mahmudin. (B-1Mh/fz/bd).