Semarang, Ahad 17 Juli 2022 In he BLUE STAR BUS, sebanyak 36 Penyuluh Agama Islam Fungsional Se Jawa Tengah bersama para Pengurus Mualaf Center Jawa Tengah mengadakan rapat koordinasi in the Bus dalam perjalanan WRC ( Wisata Religi Cerdas) yang ke lima kalinya mengambil rute Semarang-Jombang dan Mojokerto. Rapat ini dalam rangka mengkonsolidasikan pembentukan Rumah Mualaf (RM) diberbagai kabupaten/ kota se Jateng yang belum terbentuk dan beberapa rumah Mualaf yang belum menggandeng para penyuluh Agama Islam.
Dalam sambutannya Ketua Pokjaluh Jateng, Mahsun mengapresiasi kegiatan ini dengan luar biasa sebagai langkah awal untuk membuka pintu kesepahaman bahwa berdakwah kepada para Mualaf adalah bagian penting bagi semuanya.
“Komisi Dakwah MUI Jateng yang membentuk Mualaf Centre dan bagi para Penyuluh Agama Islam yang berada di ujung masyarakat yang banyak menangani Isyhad di KUA sebagai pintu masuknya memeluk Agama Islam di Kantor Urusan Agama. Oleh karena itu sinergitas Penyuluh Agama Islam sebagai penggerak perlu mendapatkan dukungan dari Baznas dan MUI,” tegas Mahsun.
Ketua Mualaf Center MUI Prov. Jateng, Annashom menjelaskan historis terbentuknya Mualaf Centre bahwa dakwah kepada masyarakat khusus memang perlu mendapatkan perhatian termasuk masyarakat difabel, PGOT, Narkoba, HIV AIDS, Anak Anak Jalanan, termasuk para Mualaf.
“Diakui atau tidak angka masuk Islam ini sangat banyak , entah jalurnya melalui perkawinan atau mendapatkan hidayah. Apapun bentuknya maka mereka harus kita bina agar tetap istiqomah dalam memegang teguh Aqidahnya dan bagian mad’u kita. Mualaf Center telah mendapatkan restu dari Ketua MUI Jateng yang sekaligus Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Daroji. Kenapa karena mualaf adalah bagian dari asnaf zakat dan beliau selalu memerintahkan Baznas Kabupaten/Kota melaksanakan pentasyarufan zakat bagi mualaf diperhatikan dengan serius,” papar Annashom.
Lebih lanjut Baedhowi, selakuk Pengurus Mualaf Centre Jateng yang juga dosen Unnes Semarang menyampaikan Mualaf Centre berdiri sampai sekarang baru ada 17 Rumah Mualaf (RM) dan dikukuhkan oleh Mualaf Centre sebagai organisasi diatasnya dan 2 RM yang akan dikukuhkan sedangkan 16 Kabupaten Kota belum ada bargainingnya. Oleh karena itu konsolidasi ini sebagai bagian dari sosialisasi dengan para Penyuluh Agama Islam Se Jawa Tengah tentang bagaimana membangun sinergitas Rumah Mualaf dengan berbagai stake holder.
Rakor on the bus berlangsung dinamis, banyak masukan sharing dari para Penyuluh Agama Islam yang selanjutnya Mualaf Centre Jawa Tengah bisa menyimpulkan berbagai problematika kendala dalam pembentukan Rumah Mualaf. Selanjutnya langkah strategi yang diambil yaitu pertama segera para Penyuluh Agama Islam mendata jumlah Mualaf setiap kecamatan yang diisyhadkan mulai kurun tahun 2021 s/d 2022. Data ini sangat penting sebagai bahan kajian Mualaf Centre bersama MUI Jateng untuk duduk bersama dengan stake holder lainnya. Kedua Mualaf Centre segera membuat aplikasi digital sebagai pintu masuk data base yang diinput oleh para Penyuluh Agama Islam di wilayah kecamatan masing masing, sehingga kesatuan data itu terwujud. Mualaf Centre meminta kepada Penyuluh Agama Islam untuk menciptakan Mars Mualaf karena Insya Alloh Tahun 2023 yang akan datang ada Program Jambore Mualaf Jawa Tengah.
Semoga 16 Kabupaten / Kota yang belum terbentuk Rumah Mualaf segera melakukan RTL apapun bentuknya dengan membangun komunikasi dengan Muallac Centre yang siap hadir dalam forum forum FGD tingkat Kabupaten Kota.
Akhirnya disimpulkan bahwa konsolidasi in the Bus ini luar biasa out putnya. Selain peserta mengikuti rihlah , juga menghasilkan berbagai rekomendasi dan kesepakatan bersama untuk terbentuknya Rumah Mualaf Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.(Penyuluh/Sua)