Tiga Catatan Isu Penting Menag Terkait Tata Kelola Zakat di Rakornas Baznas 2023

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Jakarta (Humas) – Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan tiga isu atau catatan penting yang harus diberikan perhatian lebih dalam menyiapkan tata kelola zakat di Indonesia. Hal ini merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) saat ini, sehingga isu ini dapat menjadi acuan tata kelola dana sosial keagamaan, zakat, infaq dan sedekah untuk 20 tahun yang akan datang.

“Ini menjadi isu yang cukup sentral, karena secara nyata zakat telah mampu memberikan kontribusi untuk membangun Indonesia. Deretan perubahan pembangunan dan fasilitas publik juga ada yang dibangun melalui dana zakat, infaq dan sedekah ini,” tutur Menag Yaqut.

Hal ini disampaikan Menag dalam pidatonya pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 2023 yang diselenggarakan di Hotel Sultan & Residence, Jakarta pada Rabu (20/9/2023).

Isu yang pertama ialah peningkatan fasilitasi untuk menunaikan zakat, infak dan sedekah yang bertujuannya untuk menyiapkan akses publik untuk menunaikan zakat yang merata di seluruh pelosok Indonesia.

Kedua, grand design atau rancangan besar pemanfaatan dana zakat, infaq dan sedekah untuk pembangunan nasional terutama di bidang agama. Manfaat zakat ini harus berkolaborasi dengan aspek lainnya dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.

Ketiga, menyiapkan tata kelola zakat yang transparan, akuntabel dan profesional. Kedepannya seluruh lembaga zakat harus benar-benar menjalankan tata kelola zakat, infaq dan sedekah ini dengan penuh tanggung jawab dan sama sekali tidak boleh ada penyimpangan.
Kementerian Agama telah melangkah untuk menyiapkan RPJPN 2025-2045 melalui beberapa kajian dan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan. Khusus di dalam bidang zakat, kita akan mendorong program pemberdayaan zakat terintegrasi dengan satu sistem agar terukur dan terkoordinir.

“Ibarat sebuah bus, lembaga zakat dengan jumlah lebih dari 600 lembaga perlu arah dan kendali agar seluruh penumpangnya selamat dan sampai tujuannya. Meskipun masing-masing penumpang berbeda warna, namun seluruhnya berada dalam tujuan yang sama yaitu membangun Indonesia dan meratakan kesejahteraan,” ujar Menag Yaqut.

“Bukan saatnya lagi kita berjalan sendiri-sendiri, semuanya mari kita bersatu dalam satu barisan yang kokoh, berkolaborasi bersama utamanya dengan Kementerian Agama,” pungkasnya. (ps/rk)