081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

Kisah Muslimin, Jemaah Haji Asal Kebumen, Gaji Rp15ribu Disisihkan 12 Tahun untuk Berhaji

Boyolali (Humas) – Haji adalah panggilan Allah SWT. Walaupun dengan keterbatasan ekonomi dan sudah lanjut usia, Mbah Muslimin, jemaah haji kloter 8 embarkasi Solo (SOC 08) ditakdirkan untuk berhaji tahun ini.

Sesampai tiba di Asrama Haji Donohudan, Mbah Muslimin duduk di Gedung Jeddah sembari menunggu panggilan petugas mendapatkan layanan OSS.

Karena terlihat tanpa pendamping, tim Humas Satgas PPIH Embarkasi Solo mencoba menghampiri beliau dan bertanya perihal mengapa Mbah Muslimin ini berangkat sendirian ke tanah suci.

Namanya adalah Muslimin Mohammad Sanjuli, jemaah asal Desa Giwangrejo, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen. Ia berangkat haji bersama 351 jemaah lainnya yang tergabung dalam kloter 08 embarkasi Solo (SOC 08). Jika lansia yang lain pergi haji dengan pendamping, maka Mbah Muslimin mengaku pergi ke tanah suci sendirian, tanpa anak, istri dan keluarga.

Bojo lan anak kulo teng griyo. Kulo berangkat piyambak (istri dan anak saya di rumah. Saya berangkat sendirian,” kata Muslimin.

Muslimin yang berusia 83 tahun ini sudah memiliki empat putra dan 12 cucu. Sehari-hari, Muslimin hidup sangat sederhana dan menafkahi keluarganya dengan beternak ayam. Muslimin dulunya adalah seorang penjaga SD. Namun lebih dari 20 tahun pensiun.

“Gaji saya waktu itu masih Rp15rb. Dan saya sisihkan sedikit selama 12 tahun, saya tabung untuk berhaji,” kisahnya ketika ditanya dari mana biaya untuk berhaji.

Namun begitu, karena keterbatasan ekonomi, keluarganya belum ada yang pergi haji. “Baru saya yang pergi haji,” ungkap Muslimin.

Walaupun sendirian, dengan tekad yang kuat, ia sangat bersemangat menunaikan ibadah haji. Tentunya didampingi dengan petugas haji, membuat semangat Mbah Muslimin ini semakin tinggi.

Lain halnya dengan Martinah Karto Senjoyo (91), yang masih 1 kloter dengan Muslimin. Martinah ini didampingi oleh putrinya, Asih Winarti (52). Namun Martinah ini harus berkali-kali menunda keberangkatannya karena belum istitaah dan belum ada pendamping. “Baru ini Ibu saya bisa berangkat, saya dampingi,” ucapnya. – Shofatus Shodiqoh/Sri Mulyono

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content