Belajar dari Pengalaman Musyaffak, Sempat Urungkan Niat Daftar Haji dan Usahanya Kian Surut

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Boyolali (Humas) – Haji merupakan rukun Islam ke-5 yang memiliki banyak cerita. Banyak orang yang tidak mampu, namun berbekal tekad yang kuat akhirnya mampu berhaji. Sebaliknya, ada pula yang mampu secara materi, namun tidak ingin berhaji dulu. Yang dialami justru hal yang tidak diinginkan dalam hidupnya.

Begitulah yang dialami oleh Musyafak Ahmad, warga asal Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Musyafak adalah seorang “pengepul” ikan di daerah Sayung Demak, seorang pengusaha yang tergolong sukses.

Ia berkisah, pada tahun 1992 Musyafak Ahmad beserta isteri punya niat untuk mendaftar haji karena sudah ada dana. Namun ia mempertimbangkan anak-anak masih kecil yang masih membutuhkan banyak biaya hidup dan pendidikan. Sehingga, niat mendaftar haji ia urungkan.

“Saya berpikir kasihan anak-anak saya masih kecil. Saya gunakan dana untuk biaya anak-anak dulu,” ucapnya ketika ditemui di Embarkasi Solo, Selasa (28/5/2024).

Namun apa yang terjadi? Beberapa waktu setelah memutuskan mengurungkan niat mendaftar haji, usaha saya secara perlahan mengalami kemunduran dan akhirnya hancur. “Saya mencoba bangkit dengan membeli sebuah kapal, namun selalu rusak, bahkan sampai di titik paling bawah, untuk makan pun kami kesulitan,” kenangnya.

Menyadari akan cobaan yang menerpa usahanya, Musyafak berniat akan mendaftar haji kembali dan mulai merintis dari “nol”. “Alhamdulillah usaha saya secara perlahan bangkit lagi, bahkan sekarang setiap 3 hari sekali bisa mensuplai  ikan minimal 1 ton ke pabrik-pabrik,” ungkapnya.

Niat Musyafak pun terwujud. Pada tahun ia 2012 mendaftar haji, dan di tahun 2024 ini dapat berangkat ke tanah suci bersama isteri.

Kisah Musyafak memberikan pelajaran bahwa untuk mendaftar haji tidak usah khawatir biaya hidup keluarga. Karena Allah lah sebaik-baik pemberi rezeki. – mul/iq/at