081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Kemenag Dampingi Guru Madin, Pastikan Santri dan KBM tidak Terganggu

Picture of Team Humas Jateng

Team Humas Jateng

Demak (Humas) – Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD. Pontren) Kanwil Kemenag Prov. Jateng Amin Handoyo, melakukan kunjungan ke kediaman Kyai Yudi, guru Madrasah Diniyah (Madin) Raudlatul Mu’allimin, Ngampel, Karanganyar, Demak, Sabtu (19/7/2025).

Kunjungan ini sebagai bentuk kepedulian dan pendampingan terhadap Kiai Yudi yang sebelumnya dilaporkan wali santri atas dugaan kekerasan terhadap anak didik. Kabid Amin hadir bersama Ketua Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPW FKDT) Jateng, perwakilan Pengurus Pusat FKDT, Ketua Tim Madin Bidang PD. Pontren, dan Kasi Pontren Kemenag Demak.

Turut mendampingi Kiai Yudi dalam pertemuan tersebut Ketua FKDT Demak, Ketua FKDT Kec. Karanganyar, Kepala Desa, serta tokoh masyarakat.

“Kami turut prihatin atas cobaan yang dialami Kiai Yudi. Beliau adalah guru Madin yang sudah lama berkhidmah dengan tulus kepada masyarakat,” ujar Amin.

Menurut Amin, permasalahan yang sempat mencuat kini telah diselesaikan secara damai melalui mediasi. Wali santri yang sebelumnya melapor juga telah menyampaikan permintaan maaf secara langsung, dan santri yang bersangkutan akan kembali mengikuti pembelajaran seperti biasa.

“Masalahnya sudah clear. Proses mediasi telah dilalui dengan baik. Kami berharap kegiatan belajar mengajar di Madin bisa berjalan normal kembali,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Amin menekankan pentingnya pendekatan pendidikan berbasis disiplin positif. Ia mengingatkan bahwa laporan kekerasan terhadap anak harus dikonfirmasi kebenarannya secara objektif dan disikapi dengan bijak oleh semua pihak.

“Lembaga pendidikan perlu membekali tenaga pendidik dengan literasi terkait metode pembelajaran yang membangun dan tanpa kekerasan. Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” jelasnya.

Amin juga menyampaikan apresiasi terhadap dedikasi para ustadz Madin yang telah berjuang mengajar agama di tengah keterbatasan. Kiai Yudi sendiri diketahui telah mengajar selama hampir 30 tahun, dengan jarak tempuh hingga delapan kilometer setiap hari.

“Kami prihatin atas kejadian ini, tapi tadi mereka sudah saling memaafkan, yang terpenting adalah anak didik bisa belajar kembali, dan kegiatan belajar mengajar tidak terganggu dan tetap berjalan dengan baik,” pungkasnya. (RK)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content