081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Jateng Sabet 10 Medali Emas, Total 24 Prestasi di MQKN 2025

Picture of Team Humas Jateng

Team Humas Jateng

Wajo (Humas) – Kafilah Provinsi Jawa Tengah kembali menorehkan prestasi membanggakan pada ajang Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) Tahun 2025 yang digelar di Pesantren As’adiyah Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan. Hingga pengumuman hasil pada Senin (6/10/2025), kafilah Jawa Tengah berhasil membawa pulang 10 medali emas, terbanyak dari provinsi lainnya. Selain itu 6 medali perak, dan 5 medali perunggu, serta 3 predikat harapan juga berhasil dibawa pulang. Total seluruhnya mencapai 24 prestasi dari berbagai marhalah/cabang musabaqah.

Sorak-sorai dan tepuk tangan mengiringi momen pengumuman hasil lomba, ketika nama-nama peserta asal Jawa Tengah berulang kali disebutkan sebagai juara. Atmosfer bangga dan haru tampak di antara para peserta, pendamping, dan official kafilah.

Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Amin Handoyo, yang turut hadir menyaksikan jalannya pengumuman dari awal hingga akhir, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas capaian tersebut.

“Alhamdulillah, ini buah dari kerja keras, semangat belajar, dan kekompakan seluruh peserta serta pembimbing. Prestasi ini bukan hanya milik para juara, tetapi juga kebanggaan seluruh pesantren di Jawa Tengah. Kami bersyukur kafilah Jawa Tengah mampu menjaga tradisi prestasi di ajang MQKN. Ini menjadi bukti bahwa pesantren di Jateng terus berkomitmen melahirkan santri yang unggul dalam literasi kitab kuning sekaligus moderat dalam berpikir,” ujar Amin Handoyo.

Prestasi yang diraih mencakup berbagai bidang kajian, mulai dari Fiqh, Ushul Fiqh, Nahwu, Akhlaq, Hadis, Tafsir, Tarikh, hingga Debat Bahasa Inggris. Di antaranya, cabang Lalaran Nazham Alfiyah Ibn Malik berhasil meraih perak dan Debat Bahasa Inggris Ulya Putri turut menyumbang medali emas untuk Jawa Tengah.

Ditempat yang sama, Ketua Kafilah MQK Jateng Ali Ansori berharap, hasil membanggakan ini menjadi motivasi bagi para santri untuk terus menekuni literatur keislaman klasik dengan semangat keilmuan dan moderasi beragama.

“MQKN bukan sekadar kompetisi, tapi juga ruang silaturahmi keilmuan antar-santri dari seluruh Indonesia. Semoga semangat ini terus hidup di pesantren-pesantren kita,” pungkasnya. (RK)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content