Wonogiri – Tugas penyuluh agama Islam sekarang dihadapkan pada suatu kondisi masyarakat yang berubah secara akseleratif yang mengarah pada masyarakat fungsional, masyarakat teknologis, masyarakat saintifik dan masyarakat terbuka. Untuk itu setiap penyuluh agama secara terus-menerus perlu meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengembangan diri, dan perlu memahami visi penyuluh agama serta menguasai secara optimal terhadap materi penyuluhan agama itu sendiri. Oleh karena itu seorang penyuluh harus menyusun strategi yang tepat dalam pelaksanaan tugas kepenyuluhannya.
Penyuluh agama Islam mempunyai fungsi yang sangat dominan dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai fungsi informatif dan edukatif yaitu memposisikan sebagai da’i yang berkewajiban mendakwahkan Islam, menyampaikan penerangan agama dan mendidik masyarakat dengan sebai-baiknya sesuai ajaran agama.
Penyuluh Agama Islam menduduki tempat strategis sebagai garda depan dalam membangun umat rahmatan lil’alamin. Untuk itu semangat untuk tetap all out dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan kualitas penyuluh harus selalu dilakukan mengingat penyuluh agama Islam merupakan corong terdepan sekaligus sebagai dinamisator, motivator dan stabilisator untuk agama Islam yang rahmatan lil’alamin.
Demikian di sampaikan Kasi Bimas Islam Kankemenag Wonogiri H. Haryadi, S.Ag. MSI dalam acara seminar sehari tentang tupoksi penyuluh agama Islam fungsional se Solo Raya, Rabu (06/5/2015) di RM. Glinding Gajah Mungkur wonogiri.
“Menjadi profesi penyuluh agama harus selalu di syukuri mengingat tidak setiap orang bisa menduduki jabatan stategis tersebut apalagi dalam tunjangan kinerja mempunyai grade yang tinggi, untuk itu harus berhati-hati dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan tugas sesuai tupoksi yang ada”, imbuhnya
Selain itu penyuluh agama Islam fungsional untuk menggunakan IT sebagai media dakwah, tidak lupa diharapkan dapat menyusun peta dakwah di wilayah kerja masing-masing mengingat peta dakwah adalah sesuatu yang tidak bisa diabaikan seperti data jumlah pemeluk agama dan jumlah tempat ibadah yang akurat, data persoalan-persoalan sosial keagamaan yang muncul dalam masyarakat, anomali-anomali perilaku sosial dan keagamaan serta budaya unik dan sifat-sifat khas masyarakat setempat.
Sehingga peta dakwah dapat disusun dan dirumuskan format dan sistem dakwah yang tepat dan efektif untuk suatu komunitas masyarakat tertentu, seorang penyuluh dalam melaksanakan tugasnya tidak seperti memasuki wilayah baru dan asing. Inilah bekal utama untuk seorang penyuluh agama yang profesional dan berkualitas, Seluruh stakeholder nantinya ketika peta dakwah ini telah tersusun dengan baik akan merasakan kemudahan dengan adanya data yang akurat sehingga langkah-langkah sistematis untuk perbaikan masyarakat ke depan akan tercapai.
Keberhasilan seorang Penyuluh Agama Islam dalam melaksanakan tugasnya di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa komponen diantaranya komponen strategi dakwah yang dipilih dan dirumuskan. Karena kemajemukan masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, ras, tradisi, bahasa, serta status sosial ekonomi yang berbeda-beda. Menghadapi kondisi ini seorang penyuluh harus menyusun strategi dan peta dakwah yang tepat dalam pelaksanaan tugas kepenyuluhannya demi tercapainya tujuan tugas itu. (Mursyid – Heri)