Boyolali (Inmas) – Terobosan yang dilakukan Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi jemaah haji Indonesia telah terealisasi. Salah satunya adalah perekaman sidik jari dan biometrik yang dilakukan di Asrama haji seluruh Indonesia pada tahun 1439H/2018M.
Saat mengunjungi Embarkasi Solo, (18/07), Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali mengatakan bahwa yang selama ini pemeriksaan biometrik dan sidik jari dilakukan saat jemaah tiba di Bandara Arab Saudi, baik Jeddah maupun Madinah, kini dapat dilakukan di Embarkasi sehingga dapat mengurangi waktu dan antrian yang panjang.
“Penerapan biometrik dan sidik jari disini sangat memangkas waktu pemeriksaan yang biasanya baru selesai 4 sampai 5 jam, kini hanya perlu 2 jam.” ungkap Nizar.
Bahkan disampaikannya bahwa untuk jemaah yang berangkat dari embarkasi Jakarta dan Surabaya, begitu mendarat di bandara Arab Saudi bisa langsung masuk bus. Saat meninjau perekaman biometrik dan sidik jari di Embarkasi Solo, Dirjen PHU memberikan beberapa pengarahan agar satgas PPIH mengulangi penjelasan tentang proses biometrik kepada calon jemaah haji. Hal ini agar perekaman biometrik dapat berjalan dengan cepat.
“Selama jemaah berada di embarkasi, Satgas sering-sering memberi sosialisasi perekaman biometrik agar prosesnya bisa sesuai jadwal yang ditentukan. Adanya perekaman biometrik di embarkasi ini fungsinya mengurangi antrian dan waktu perekaman di bandara arab saudi, bukan sebaliknya, menghambat calon jemaah haji.” Tegasnya.
Nizar berharap sejumlah terobosan yang dilakukan Kementerian Agama ini akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas layanan kepada jemaah. Dengan demikian, kepuasan jemaah terhadap layanan haji juga akan meningkat. (hd-afif)