Cilacap – Beberapa tahun terakhir, Kabupaten Cilacap paceklik kejuaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) baik tingkat provinsi maupun nasional. Keterbatasan alokasi anggaran di Kementerian Agama menjadi salah satu penyebab utamanya. Kerja sama lintas sektor yang dijalin dengan Pemkab Cilacap, nyatanya belum mampu meningkatkan prestasi secara signifikan.
Dilihat dari jumlah penduduk yang lebih dari satu juta, Cilacap memiliki potensi qori/qoriah yang melimpah. Realita menunjukkan bahwa potensi yang besar belum sesuai dengan hasil yang diperoleh. Kabupaten Cilacap akhir-akhir ini selalu kalah bersaing dengan kabupaten lain. Di samping jumlahnya sekarang semakin berkurang, pembinaan yang dilakukan selama ini belum menyentuh teknis atau taktik yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekarang.
Sebagai salah satu upaya peningkatan, Kemenag Cilacap menggelar pelatihan singkat MTQ bagi pelajar dan umum, Jum’at (9/11) di Gedung PC NU Kabupaten Cilacap.
Kakankemenag Kab Cilacap melalui Kasubbag TU, Jasmin, dalam sambutannya menegaskan bahwa, untuk dapat memacu pertumbuhan embrio qori/qoriah diperlukan teknis pelatihan yang tepat. Dicontohkan seperti sepak bola, seperti apapun hebatnya komposisi pemain yang dimiliki, strategi yang tidak sesuai akan melemahkan kerja sama tim. Begitu pula dengan melimpahnya jumlah potensi qori/qoriah yang tersedia.
Pihaknya tidak menampik fakta bahwa, Kabupaten Cilacap memiliki sumber daya qori/qoriah yang tidak kalah hebatnya dengan daerah lain. Untuk itu pihaknya sedang berusaha menciptakan formulasi pelatihan maupun pembinaan yang lebih efektif dan efisien. Dia akan melakukan komunikasi dengan seluruh pihak terkait yang lebih terarah kepada teknis dan pola pendanaan.
“Beberapa tahun terakhir saya merasa sangat prihatin dengan prestasi MTQ kita. Potensi umat Islam Kabupaten Cilacap jauh lebih besar dengan kabupaten/kota yang lain. Mengapa koq kita belum juga keluar dari masa paceklik kejuaraan. Penyebab utamanya adalah dari faktor pelatihan maupun pembinaan. Ini merupakan faktor teknis yang harus kita benahi bersama. Saya sangat yakin dengan program pelatihan yang terarah dan terukur, prestasi kita akan melejit tidak hanya tingkat provinsi maupun nasional, tetapi juga hingga kancah internasional,”ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, Kemenag selaku leading sektor layanan kegiatan keagamaan harus pandai mencari celah dan memanfaatkan peluang. Masalah finansial bukan merupakan hambatan pokok. Justru yang harus dipastikan adalah kesungguhan dari peserta maupun para pelatih. Pembimbing harus mampu memacu semangat juang qori/qoriah yang sudah ada.
Untuk meningkatkan kualitas, gambaran program adalah melalui langkah nyata dengan umat maupun organisasi dan para pelaku usaha. Dengan dipikul bersama, ke depan kekurangan dana tidak akan menjadi penghalang kemajuan prestasi.(On/bd)