Kota Magelang. Pemanasan global dunia berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup, untuk itu selagi kita masih dapat berbuat untuk menyelamatkannya maka kita lakukan langkah yang lebih baik dengan menjaganya dengan melakukan penanman pohon agar kembali lestari alam dan terjaga dari pemanasan global dunia. Demikian disampaikan kepala dinas lingkungan hidup kota Magelang Otros Adiyanto pada kegiatan penanaman pohon dan pembangunan taman di MTsN kota Magelang. (18/11).
” Berbuat untuk keselamatan bersama akan lebih baik ketimbang hanya berwacana saja” kata Otros
Lebih lanjut disampaikan saat ini banyak orang menebang pohon, membuka lahan tetapi lupa untuk menganti dengan pohon yang baru, tidak menyiapkan lahan sehingga pemanasan global terasa sekali. Pembangunan adalah keniscayaan maka perlu kesadaran untuk menata kembali dan melakukan pembenahan untuk menyelamatkan generasi bangsa. Tegas Otros
Kegiatan penaman pohon dan pembuatan taman dilaksanakan di MTsN kota Magelang Jl. Jeruk 1 Kramat Utara kota Magelang dihadiri oleh kelompok PKK Rayon Empat, kepala MTsN Kota Magelang beserta jajaran, turut hadir Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Magelang.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Magelang Sofia Nur dalam sambutannya mengatakan pentingnya menjaga keasrian alam dengan membuat hutan buatan dan juga taman disetiap instansi pemerintah selain melakukan reboisasi diwilayah yang layak, kementerian agama sedang menggalakkan pembangunan moderasi Beragama dengan membangun taman kerukunan yang diimplementasikan dengan pembangunan taman hidup tumbuhan dari simbol-simbol agama. Ini salah satu gagasan untuk penyelamatan pemanasan global. Jelas Sofia
Dalam kesempatan tersebut Kapala MtsN Kota Magelang sebagai pelaksana, mengatakan bahwa kesiapan MtsN Kota Magelang yang telah difasilitasi dari dinas lingkungan hidup siap mendukung dan merawat taman yang disiapkan dan bahkan siap untuk mengembangkan taman.
Harapan dengan penanaman pohon dan pembangunan taman dapat memberikan motivasi bagi siswa dan guru untuk melestarikan alam. (Wahono).