Semarang – Praktik pembelajaran yang dikemas dengan mengaitkan materi pelajaran dengan situasi nyata dapat mendorong siswa untuk selalu survive ketika menghadapi persoalan kehidupan nyata di kelak kemudian hari. Oleh karena itu, guru harus kreatif menampilkan pembelajaran yang menarik, menantang, dan bermakna bagi peserta didiknnya.
Demikian ditegaskan Kakankemenag Kota Semarang, yang diwakili Kasi PHU, Ari Sumari, saat membuka peragaan manasik haji bagi siswa kelas 5 MI Kota Semarang, di Kompleks Asramara Haji Transit Islamic Centre Semarang, Rabu (20/2). Kegiatan yang digelar Kelompok Kerja Madrasah (KKM) MI Kota Semarang ini mengambil tema “Pembelajaran Kontekstual Praktik Manasik Haji Kelas V” diikuti 2417 siswa kelas V MI se-Kota Semarang.
Para siswa nampak sumringah mengenakan pakaian ihrom serba putih dan mengikuti peragaan manasik haji dengan antusias. Mereka melantunkan talbiah dan prosesi haji dengan tertib diawali dengan shalat dzuhur-Ashar dijamak qhosor dengan imam dan khotbah wukuf oleh Muh Rodhi, guru MI Miftahus Syibyan, Tugu.
Menurut Sumari, pembelajaran di kelas yang sifatnya teoritis hendaknya diikuti dengan pembelajaran karya nyata sesuai tema pembelajarannya, misalnya, praktik lapangan atau dengan mengadakan pembelajaran di luar sekolah (outing class).
“Praktik peragaan manasik haji bagi siswa MI ini sangat bermanfaat dalam membangun karakter religius siswa, mudah-mudahan mereka kelak dapat menunaikan ibadah umroh maupun haji”, semangatnya yang diamini seluruh peserta.
Ditambahkannya, pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, namun gagal dalam membekali anak ketia memecahkan persoalan kehidupan jangka panjang.
“Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan hanya sekedar mengetahuinya”, imbuhnya.
Sementara itu, ketua panitia, Sukimin, didampingi ketua KKM MI Kota Semarang, Subiyono, mengatakan, kegiatan pembelajaran kontekstual praktik manasik haji ini merupakan implementasi materi pelajaran Mapel Fiqih kelas V semester 2 dengan materi bahasan tentang haji dan umroh.
Dikatakan Sukimin, peragaan manasik haji ini dimulai dari pelepasan kafilah di MI masing-masing. Anak-anak diantar para orang tuanya menaiki mobil menuju Islamic Centre dibimbing guru kelas dan guru Mapel Fiqih masing-masing MI.
“Kami sangat gembira kegiatan ini didukungan semua pihak, kepala kantor Kemenag, para pengawas, dan orang tua siswa. Kegiatan ini digelar setiap tahun pada semester 2”, tukasnya.
Kontributor: Amhal