081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Berbagai Persoalan Menanti Jawaban Pengurus BAZNAS

Cilacap – Belum maksimalnya pemberdayaan ekonomi umat, terutama melalui zakat, infaq, sedekah, wakaf, kifarat dan lainnya menuntut pengurus Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) harus bekerja secara maksimal. Hal tersebut sebagai jawaban berbagai persoalan umat terutama mengurangi ketimpangan antara yang kaya dan yang belum berkecukupan.

Pernyataan tersebut dilontarkan Ketua BWI Provinsi Jawa Tengah, Mohamad Saidun usai pelantikan pengurus BAZNAS Kabupaten Cilacap periode 2017 – 2022 oleh Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, Kamis (30/3) di Pendopo Wijayakusuma Cakti Cilacap.

Beberapa persoalan zakat diantaranya, pertama, masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kewajiban untuk berzakat. Kedua, komitmen dan plitical will baik bari pemimpin formal maupun non formal yang belum berpihak. Ketiga, masih terdapatnya keraguan di masyarakat terhadap pengelola zakat.  Keempat, tingkat profesionalitas para amil yang masih harus terus ditingkatkan. Dan kelima, masih terdapatnya paham bahwa zakat secara sir (rahasia) itu lebih utama.

“Di Jawa Tengah baru 18 kabupaten/kota yang telah membentuk pengurus sesuai dengan aturan baru. Dan yang menduduki urutan ke-18 adalah Kabupaten Cilacap. Semoga dengan memiliki pengurus yang sudah sesuai bisa mendorong peningkatan kualitas kinerja. Sehingga potensi zakat Cilacap yang begitu besar bisa dimaksimalkan,”katanya.

Ketua BAZNAS Cilacap terpilih, Irawan Rahmat bertekad untuk membuat gebrakan dengan membuat salah satu desa sebagai percontohan zakat. Hal tersebut menurutnya sebagai langkah awal menuju masyarakat Kabupaten Cilacap yang sadar berzakat.

Sementara itu, Bupati Cilacap dalam sambutannya berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Menurutnya, zakat sangat berkaitan erat dengan tingkat perekonomian masyarakat. Melalui program andalannya, ‘Bangga mbangun desa’ yang salah satu pilar utamanya adalah pendidikan. Dia berusaha agar tidak ada satupun warganya yang putus sekolah. Karena dia beralasan, keterbelakangan pendidikan akan berakibat pada rendahnya tingkat perekonomian yang memicu rendahnya perolehan zakat.

Dengan pendidikan, kesadaran masyarakat akan pentingnya kewajiban berzakat juga meningkat. Kemudian perolehan zakat dengan sendirinya semakin meningkat. Dan kesenjangan perekonomian masyarakat bisa diminimalisir. Sehingga zakat bisa berfungsi sebagai benteng perekonomian umat Islam dari kefakiran dan berbagai tindak kriminalitas.(on)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Terkait

𝗦𝗲𝗻𝗮𝗺 𝗦𝗲𝗵𝗮𝘁, 𝗘𝘅𝗽𝗼 𝗨𝗠𝗞𝗠 𝗛𝗮𝗹𝗮𝗹, 𝗣𝗶𝗷𝗮𝘁 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀, 𝗦𝗲𝗿𝘃𝗶𝗰𝗲 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀, 𝗗𝗼𝗻𝗼𝗿 𝗗𝗮𝗿𝗮𝗵 𝗗𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗹𝗮𝘆𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗿𝘁𝗶𝗳𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗣𝗿𝗼𝗱𝘂𝗸 𝗛𝗮𝗹𝗮𝗹 𝗚𝗿𝗮𝘁𝗶𝘀 𝗠𝗲𝗿𝗶𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗲𝗴𝗶𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗥𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮 𝗠𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁𝗶 𝗛𝗔𝗕 𝗞𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗴 𝗸𝗲-𝟳𝟳

𝗣𝗷 𝗕𝘂𝗽𝗮𝘁𝗶 𝗖𝗶𝗹𝗮𝗰𝗮𝗽 𝗔𝗽𝗿𝗲𝘀𝗶𝗮𝘀𝗶 𝗞𝗮𝗻𝗸𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗴 𝗖𝗶𝗹𝗮𝗰𝗮𝗽 𝗦𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗦𝗮𝘁𝗸𝗲𝗿 𝗧𝗲𝗿𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶𝗮𝗻 𝗟𝗮𝗽𝗼𝗿𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗴𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻 𝗕𝗲𝗻𝗱𝗮𝗵𝗮𝗿𝗮 𝗧𝗿𝗶𝘄𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗜𝗜𝗜 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝟮𝟬𝟮𝟮

Skip to content