Bina kerukunan Umat, Penyuluh Agama Serukan Implementasi Moderasi Beragama dalam kehidupan Bermasyarakat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Kita harus bisa mengimplementasi Moderasi Beragama dalam kehidupan Bermasyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Nasirin, Ketua Pokjaluh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara pada pelaksanaan kegiatan Pembinaan kerukunan Umat Beragama dan Pemantapan Toleransi serta Penguatan Kesatuan Bangsa Kabupaten Banjarnegara. Acara yang di gelar oleh Kesbangpol dan FKUB Banjarnegara ini dilaksanakan pada Kamis, (10/11/2022) bertempat di Aula Desa Mantriantom Kecamatan bawang Kabupaten Banjarnegara.

Hadir pada kegiatan tersebut Nasirin, Ketua Pokjaluh (Kelompok Kerja Penyuluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara, bripka Windi Prasetyo Dari Polres Kab. Banjarnegara, Camat Bawang dan jajaran Fokompimca, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Lintas Agama, para Ketua Ormas Islam, Pimpinan Pondok Pesantren, ketua Bando LPQ, FKDT, Ketua KOKAM, Banser dan Perisai Kecamatan Bawang.

Nasirin mengatakan bahwa moderasi ini sangat penting diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, “Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bernegara,” jelas Nasirin.

Lebih Lanjut, Nasirin menyampaikan implementasi moderasi beragama ini dalam hubungan agama dan negara yaitu pemahaman akan hidup dalam NKRI, dengan falsafah Pancasila yang mengajarkan toleransi dalam beragama. Sehingga aplikasinya dalam hubungan antara umat beragama adalah tidak mudah mengkafirkan dan membid’ah kan pemahaman keagamaan yang berbeda.

 “Dalam konteks fundamentalisme agama, maka untuk menghindari disharmoni perlu ditumbuhkan cara beragama yang moderat, atau sikap beragama yang terbuka, yang disebut sikap moderasi beragama. Moderasi itu artinya moderat, lawan dari ekstrem, atau berlebihan dalam menyikapi perbedaan dan keragaman,” tegas Nasirin

“Kami memberikan penguatan kepada Masyarakat supaya tidak mudah terpengaruh dengan isu yang sengaja dihembuskan oleh orang atau kelompok tertentu untuk merusak nilai-nilai toleransi umat beragama,” imbuhnya

Sementara itu, bripka Windi Prasetyo menjelaskan upaya pencegahan dilakukan sekaligus memastikan masyarakat memiliki pondasi yang kokoh dalam menangkal radikalisme, sebab paham yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila cukup mengkhawatirkan serta memiliki potensi merusak generasi bangsa. Selain menangkal radikalisme, kata Windi, pihaknya juga fokus mengantisipasi gerakan-gerakan yang bersifat intoleransi dan mengancam kerukunan beragama. 

“Polri selalu hadir di tengah masyarakat dan proaktif dalam menjaga keamanan, ketertiban serta kenyamanan dalam berbangsa dan bernegara. Kami juga meminta warga kalau ada masalah, jangan main hakim sendiri, segera laporkan kepada pihak berwajib supaya bisa diselesaikan,” pungkasnya. (dr/bd)