Semarang – MTsN 1 Kota Semarang berhasil menunjukkan prestasinya dalam perhelatan Madrasah Young Researchers Super Camp (Myres) tahun 2021 yang digelar oleh Dirjen Pendis Kementerian Agama RI. Grand Final dilaksanakan pada Jum’at – Senin (4-6/12/2021) di Hotel Shangrilla, Jl Mayor Sungkono Kota Surabaya.
Dua siswi MTsN 1 Kota Semarang yaitu Kasih Rhafa Caroline dan Naura Alysa Arvianto mengajuka proposal penelitian bertajuk ‘Pembuatan Biopolybag Berbahan Baku Limbah Ampas Tebu dengan Teknologi Sistem Full Cooking serta Cylinder Mould’.
Pembimbing siswa, Rokhmah Nuryati mengungkapkan, penelitian ini didasari oleh keprihatinannya pada penggunaan polybag berbahan baku plastik yang tidak bisa terurai oleh tanah. Ampas tebu yang didapati dengan mudah ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan polybag. “Limbah ampas tebu sangat banyak di di sekitar lingkungan kita. Ini ternyata bisa dimanfaatkan untuk bahan baku polybag sebagai bahan baku yang sangat ramah lingkungan,” kata Rokhmah.
Dengan terobosan ini, tim peneliti berharap generasi muda bisa berkarya dan berkontribusi terhadap terciptanya ecogreen.
Adapun proses pembuatan polybag ini dengan sistem full cooking serta cone mould. Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi, yaitu 1%, 2%, 3% dan 4% pada bubur adonan biopolybag yang dibuat. Bahan adonan terlebih dahulu ditambah soda api sebanyak 5% dari massa keseluruhan adonan. Lalu dimasak selama 7 jam pada tekanan 6 bar serta pada suhu 130˚C. Setelah itu bubur yang sudah jadi disaring dalam alat bitter untuk mendapatkan bubur yang sesuai dengan yang dikehendaki untuk menjadi biopolybag.
“Kemudian bubur tersebut dijadikan sesuai konsentrasi masing-masing, yakni 1%, 2%, 3% dan 4% lalu dicetak dengan cetakan cone mould selanjutnya dijemur selama lebih kurang 2 hari di atas terik matahari,” jelas Kasih ketika diwawancara usai menerima penghargaan.
Sementara Naura menjelaskan, dalam penelitian ini dilakukan beberapa jenis uji, yaitu uji massa, uji ketebalan, uji massa jenis, uji degradasi, dan uji daya serap air. Setelah dilakukan beberapa uji tersebut diperoleh hasil sampel yang terbaik yaitu sampel ke-1 (konsentrasi 1%). “Ini adalah sampel biopolybag yang paling ringan dan tipis serta mempunyai daya serap air yang paling cepat. Meskipun sampel tersebut mempunyai kecepatan terurai di dalam tanah yang paling lama dibandingkan dengan ke-3 sampel yang lain,” jelasnya. — iq/bd