Pemalang – Dalam rangka menjaga kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Pemalang, Paroki Gereja Katolik Santo Lukas Pemalang mengadakan kegiatan buka puasa bersama berbagi syukur dalam kebersamaan di aula Gereja Santo Lukas Pemalang, Jum'at (8/6).
Kegiatan dihadiri oleh Kepala Kankemenag Kabupaten Pemalang, Waka Satbinmas Polres Pemalang, Pengurus FKUB Kabupaten Pemalang, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Penggiat media sosial Kabupaten Pemalang, peserta didik SMA Santo Lukas dan MTs Negeri 1 Pemalang turut mengikuti jalannya acara.
“Sudah sejak lama Indonesia dibangun oleh persaudaraan tidak hanya oleh satu agama, suku, warna kulit. Dalam rangka ulang tahun gereja katolik yang ke-47 pada bulan April lalu, kami ingin merawat paseduluran ini, dan momen yang tepat adalah melalui buka puasa bersama,” jelas Romo Kris sebagai penyelenggara dalam sambutannya.
“Kami senang sekali bahwa di tengah perbedaan agama ternyata kita punya tradisi yang sama untuk merawat kebersamaan ini, diantaranya persamaan dalam tradisi berpuasa. Terima kasih atas kehadiran saudara-saudara sekalian,” lanjutnya.
Kepala Kankemenag, Taufik Rahman menyambut baik kegiatan buka bersama dalam rangka menjaga kerukunan.
“Kita sebagai manusia, sebagai makhluk, sebagai insan tidak ada bedanya. Kita sama sebagai warga negara Indonesia, kita Pancasilais, kita NKRI. Kita hidup di Indonesia dengan berbagai kemajemukan dalam kebhinekaan. Yang membedakan satu, yaitu keyakinan,” ujarnya.
Melalui kegiatan buka bersama ini, Taufik mengharapkan bisa mengajarkan toleransi antar umat beragama kepada peserta didik SMA dan MTs. Dia meminta kepada para pemuka agama untuk mengajarkan agama sesuai ranahnya dan tidak menyinggung pemeluk agama lain.
“Yang perlu diwaspadai adalah letupan-letupan yang bertujuan menghancurkan bangsa. Salah satu faktor yang bisa dijadikan pemicu yakni pendirian tempat ibadah yang tidak sesuai ketentuan. Kemudian yang kedua adalah penyebaran agama kepada orang yang telah memeluk agama. Oleh karena itu para pemuka agama untuk mengajarkan agamanya di umatnya masing-masing. Hindari hal-hal yang bisa memicu letupan-letupan, berikan ceramah yang menyejukkan,” pungkasnya. (fi/rf)