Semarang – Senin (17/4/2023) beberapa ASN Kankemenag Kota Semarang nampak menggunakan Bus Rapid Transit (BRT) sebagai sarana transportasi menuju ke tempat tugas, begitupun sebaliknya.
Hal ini sempat terdokumentasikan oleh jepretan kamera Dintha Muhammad Kurnia, salah satu pegawai Sub Bagian Tata Usaha.
Menurut penuturannya, penggunaan BRT dalam rangka turut mensukseskan program Pemerintah dalam mengurangi kemacetan di kota lumpia tersebut. “Semarang sebagai ibukota provinsi, di jam-jam tertentu sudah mulai nampak kemacetan dimana-mana, untuk itu Pemerintah Kota telah memfasilitasi masyarakatnya dengan transportasi umum yang cukup nyaman, yaitu BRT,” tutur Dintha.
“BRT berAC, dan hampIr seluruh koridor di Kota Semarang telah tersentuh oleh BRT, bahkan ke jalan-jalan yang masuk ke gang-gang atau ke perumahan juga ada, yaitu feeder. Penumpang pria dan wanita juga dipisah tempat duduknya, hal ini untuk mengantisipasi terjadinya tindak asusila di tempat umum. Nyaman pokoknya,” imbuhnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Siti Rahmah, Arsiparis Kemenag Kota Semarang selaku pengguna BRT. “Shelter BRT di ruas-ruas jalan juga banyak, dan kebetulannya lagi, di dekat kantor kami, baik di sisi kanan maupun kiri jalan ada shelter BRT, sehingga memudahkan bagi pegawai Kemenag Kota Semarang untuk menggunakan transportasi tersebut,” ujarnya.
“Sama seperti yang disampaikan Mas Dintha, BRT itu nyaman, tidak hanya dingin, tapi juga bersih. Ayo naik BRT, seperti slogan yang tertulis di gerbong bus. Ayo naik bus, biar nggak bikin macet,” sambungnya sembari tertawa.
Menurutnya pula, karena saking nyamannya, biasanya di perjalanan ia pun bisa tertidur hingga tempat tujuan. “Saya biasanya titip pesan ke kondektur bus, mau turun dimana. Saya tinggal tidur, e…tau-tau dibangunkan sudah sampai,” jelasnya.
Transportasi umum ini memang tergolong armada dengan tarif yang ramah di kantong. “Tarifnya hanya Rp.4.000,- untuk masyarakat umum, sedangkan untuk pelajar, lansia, veteran, pensiunan hanya Rp.1.000,- saja. Bahkan, jika pembayaran menggunakan dompet digital, ada diskonnya,” terangnya.
“Untuk mengecek keberadaan bus yang akan kita tumpangi, juga bisa dilakukan pemantauan lewat aplikasi, sehingga kita tidak perlu menunggu bus terlalu lama di shelter,” sambungnya.
Pengalaman mereka menggunakan BRT ini pun digetoktularkannya kepada ASN di lingkungan kerjanya, dengan tujuan untuk mewujudkan Kota Semarang yang nyaman.(Dintha/NBA/bd)