Gali Pesan Moral Kisah Singkat Roro Jonggrang Dalam Gelar Mimau Multitalenta

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Bulan Januari adalah bulan lahirnya MI Ma’arif Al Falah Joyokusumo atau yang biasa dikenal dengan sebutan MIMAU. Hari lahir (harlah) MIMAU jatuh setiap tanggal 28 Januari. Dan seperti biasanya serangkaian acara peringatan harlah Mimau tiap tahun diselenggarakan dengan cukup meriah. Begitupun harlah Mimau yang ke XI tahun 2023 ini, disambut gembira oleh semua siswa, wali murid dan juga dewan guru bahkan masyarakat umum lainnya.

Serangkaian kegiatan dalam memeriahkan acara tersebut diantaranya yaitu lomba gelar Mimau Multitalenta, lomba mewarnai Kaligrafi, berbagi kudapan tradisional dan Mimau Bersholawat. Dengan pelaksanaan kegiatan yang berbeda waktu dan berbeda hari, acara memperingati harlah Mimau berlangsung cukup meriah. Serangkaian acara tersebut dimulai dengan gelar Mimau multitalenta pada Kamis bertempat di aula PP Salafiyah Al Falah Joyokusumo (26/1).

Gelar Mimau multitalenta bertujuan untuk menggali potensi bakat minat dari peserta. Selain itu menjalin keakraban dan kekompakan. Adapun pesertanya adalah seluruh siswa Mimau dari kelas 1 hingga kelas 6. Berjumlah 9 kelas, dan setiap kelas wajib menampilkan apapun hiburan yang sesuai dengan tema acara tersebut. Salah satunya kelas IV yang menampilkan drama tari Roro Jonggrang.

Diperankan oleh 11 anak dari kelas IV yaitu Dema, Vella, Raqilla, Retta, Nafiza, Sifra, David, Javas, Aqil, Zain, Aliqa. Drama tari tersebut dikemas apik dan menarik dengan iringan dan ringkasan cerita. Walimurid dan walikelas IV memaksimalkan untuk memotivasi anak – anak dengan Latihan yang intens. Dilatih oleh salah satu walimurid, yang notabene memang guru seni, drama tari tersebut tersusun rapi.

Tibalah saatnya kelas IV tampil, dan MC memanggil peserta serta membacakan sinopsisnya.

“Diceritakan tentang Bandung Bondowoso yang jatuh cinta kepada Roro Jonggrang dan ingin menjadikan Roro Jonggrang sebagai istrinya. Roro jonggrang sebenarnya tidak setuju karena Bandung Bondowoso merupakan makhluk yang kejam, jahat namun Roro Jonggrang bersedia asalkan Bandung Bondowoso berhasil membuat 1.000 candi dalam satu malam. Bandung Bondowoso pun menyetujui perjanjian nya, ia membuat 1.000 candi dalam satu malam dengan bantuan jin,” kata MC acara, Nuri Fatimah yang merupakan guru kelas III.

Cerita ini berlanjut pada Roro Jonggrang yang membuat rencana agar perjanjian batal sebelum candi genap 1000 sebelum waktu yang ditentukan. Disitu Roro Jonggrang memerintahkan kepada dayang-dayang untuk memukul lumbung berkali-kali, agar jin itu menyangka bahwa pagi telah datang. Sehingga pada akhirnya jin-jin itu menghentikan membuat candinya sehingga candi tersebut baru jadi 999 candi, masih kurang 1 candi.

Kemudian dalam cerita tersebut Bandung Bondowoso kesal, lalu mengutuk Roro Jonggrang dan menjadikannya sebagai candi, yang akhirnya genap 1.000 candi.

“Wah.. bagus sekali tampilannya, namun ada yang masih selalu diingatkan urutan dan gerakannya tapi sudah luar biasa dari gemulai tariannya. Gagahnya Bondowoso yang diperankan, Roro Jongrang yang cantik jelita serta dayang – dayang dan jin – jin yang cukup memukau penonton,” tutur Wahyul yang ikut menyaksikan menikmati alur ceritanya.

Diakhiri dengan tepukan tangan yang cukup meriah oleh penonton penampilan cerita tersebut tersajikan bagus, runtut dan bisa dibilang sukses dengan segala properti yang telah dipersiapkan. Bukan hanya itu pula, pesan moral dapat kita ambil dari kisah tersebut yaitu jangan menjadi orang yang kejam seperti Bandung Bondowoso karena tidak akan disukai oleh orang lain dan jangan memberikan janji palsu seperti Roro Jonggrang yang bersedia menikahi Bandung Bondowoso padahal tidak karena dapat berakibat buruk.

Ketika diumumkan oleh juri, penampilan drama tari roro jonggrang ini mampu meraih juara II. Warga kelas IV khususnya sangat bersyukur dan bahagia atas usahanya. Harapannya tahun – tahun depan bisa lebih baik lagi.  (nf/wk/rf)